Rabu, 08 Februari 2012

Menuju Tuhan : Jalan Itu Bukan Hanya Satu, Namun Empat Jalan

Pertama redaksi menyampaikan terima kasih kepada semua pembaca tulisan ini atas waktu yang Anda luangkan untuk kita sama-sama belajar tentang ajaran-ajaran Hindu Dharma. Dengan segala kerendahan hati penulis perlu sampaikan bahwa tulisan kecil ini dibuat semata-mata karena keingintahuan penulis untuk mengetahui "setitik air dari dalamnya samudera pengetahuan yang terkandung dalam Weda".
Catur Yoga berasal dari bahasa Sanskerta, yaitu: Catur yang berarti Empat, dan Yoga yang berarti Hubungan (yoga berasal dari akar kata yuj). Dengan demikian Catur Yoga secara sederhana dapat diartikan sebagai empat jalan untuk mengadakan hubungan atau menuju Tuhan (Hyang Widhi, Paramatma, God, Allah). Ke empat jalan tersebut adalah: Jnana Yoga, Bhakti Yoga, Karma Yoga, Raja Yoga.
Agama Hindu memberi kebebasan kepada para penganutnya untuk memilih jalan manapun dari ke empat jalan utama yang ada untuk menuju Tuhan. Keempat jalan ini memiliki sifat dan kekhasan tersendiri, yang dapat dijalankan oleh setiap orang sesuai bakat dan kemampuan (swadharma) masing-masing. Ibarat naik untuk mencapai puncak sebuah gunung, kita dapat mendakinya dari sisi manapun. Sisi Utara, sisi Timur, sisi Selatan, dan sisi Barat dapat kita daki, hanya masing-masing sisi memiliki medan yang berbeda-beda. Kemampuan dan keterampilan masing-masing orang dalam mendaki juga berbeda-beda.
Ke empat jalan tersebut sama baiknya, asalkan diikuti dengan ketetapan dan keteguhan hati. Hal ini seperti digemakan dalam pustaka suci Bhagavad-Gita:

Bagaimanapun jalan manusia mendekati-Ku Aku terima sama, O Arjuna Manusia menuju-Ku dalam segala jalan.  (Bhagavad-Gita IV: 11).
Menurut analisis Hindu pada umumnya ada empat macam pribadi manusia. Beberapa orang pada dasarnya suka merenung. Yang lainnya amat emosional. Yang lainnya lagi adalah tipe orang aktif. Dan akhirnya, ada beberapa orang yang paling tepat dikategorikan sebagai orang yang lebih suka akan pengalaman atau percobaan. Masing-masing jenis kepribadian ini diberi jenis yoga (jalan) sendiri-sendiri. Tiap yoga itu dimaksudkan untuk memanfaatkan bakat yang dimiliki orang yang bersangkutan.
Berikut ini disajikan secara ringkas masing-masing yoga tersebut satu-persatu :
Pertama, Karma Yoga atau Jalan Menuju Tuhan Melalui Kerja. Karma Yoga adalah jalan untuk mencapai kesempurnaan, yaitu menuju Tuhan, berdasarkan perbuatan baik (cuba-karma) dan tidak mengikatkan diri pada hasil kerja itu. Kerja adalah pokok kehidupan manusia. Dorongan untuk bekerja bukanlah lagi motivasi ekonomis melainkan motivasi psikologis. Jika terpaksa menganggur, sebagian besar orang akan gelisah; dan orang cenderung kehilangan semangat bila terpaksa pensiun. Jalan menuju Tuhan melalui kerja dimaksudkan untuk orang-orang yang berwatak aktif. Jalan ini mempunyai rute-rute alternatif tergantung pendekatan kita, apakah secara filosofis atau dengan sikap cinta. Dalam rangka ke empat yoga, maka karma yoga bisa dipraktekkan dengan gaya yoga jnana (pengetahuan) atau gaya yoga bhakti (devosi).
Seorang karmin (orang yang menjalankan karma yoga) mengerjakan pekerjaannya sebagai persembahan kepada Tuhan, dan akan berusaha memberikan hasil kerja yang terbaik yang mampu ia lakukan. Dalam mengerjakan pekerjaannya, bahkan dalam setiap tindakannya sehari-hari, ia melakukannya dengan tidak mempertimbangkan untung-rugi bagi dirinya sendiri.

Kedua, Bhakti Yoga atau Jalan Menuju Tuhan Melalui Cinta-Kasih. Bhakti Yoga adalah jalan untuk menuju Tuhan (mencapai kesempurnaan, moksa) dengan melaksanakan bhakti, cinta-kasih, dan penyerahan diri secara total kepada Tuhan.
Bhakti Yoga mempunyai pengikut yang sangat banyak, karena merupakan yoga yang paling populer di antara ke empat jenis yoga. Hal ini disebabkan umumnya hidup ini lebih banyak digerakkan oleh perasaan daripada akal; dan di antara demikian banyak perasaan yang menghimpit manusia, yang terkuat serta paling luas cakupannya adalah perasaan cinta.
Seorang bhakta (orang yang menjalankan bakti, devotee) dengan sujud dan cinta menyembah dan berdoa, serta dengan penyerahan diri secara total mempersembahkan jiwa-raganya kepada Tuhan, dan memperbesar cinta-kasihnya menjadi cinta-kasih yang universal kepada semua mahluk. Dengan cara mencintai Tuhan seperti ini seorang bhakta akan mencapai kesempurnaan.

Ketiga, Jnana Yoga Jalan Menuju Tuhan Melalui Ilmu Pengetahuan. Jalan ini dimaksudkan untuk para pencari kehidupan rohani yang mempunyai kecenderungan intelektual dan kemampuan spiritual cukup kuat. Bagi orang-orang yang mempunyai bakat, kemampuan, dan watak seperti ini, dengan mempelajari dan mendalami ajaran kerohanian ia akan mampu mencapai kesadaran ilahi yang religius (kesadaran atman).  Bidang yang tak diketahui adalah bidang transendental, yang umumnya memang kurang diketahui oleh kebanyakan orang pada masa sekarang ini. Kemampuan untuk membedakan ini dapat diperoleh melalui dua langkah, yaitu:
· Mendengar Mendengarkan ucapan orang-orang bijaksana tentang Tuhan (srawanam) ataupun usaha mencari dan mendekati-NYA melalui pustaka-pustaka suci.
· Berpikir Melakukan refleksi pikiran secara mendalam untuk mengerti adanya hakikat-hidup (atman). Di balik segala lapisan yang kita bangun untuk membentengi diri kita sendiri, martabat kita, gelar kita, status kita, dan kebutuhan kita untuk dipandang dalam cara-cara tertentu – di balik semua itu, tetap terdapat jati diri yang sejati, jati diri hakiki, sang jiwa (atman). Hal ini dapat dilakukan dengan menelaah bahasa yang sehari-hari kita gunakan dan merenungkan maknanya. Misalnya: "Ini bajuku". Di sini antara "baju" dengan "ku" adalah dua hal yang berbeda. Begitu juga bila kita telusuri perkataan "Ini tubuhku". Yang disebut “ Aku” ini siapa? Nama  yang diberikan orang tua ataukah  atman (jiwa)?
Keempat, Raja Yoga atau Jalan Menuju Tuhan Melalui Latihan Psikologis. Hipotesis yang mendasari ajaran Raja Yoga ini adalah ajaran agama Hindu tentang manusia. Secara sederhana dapat disebutkan bahwa manusia terdiri dari empat lapisan, yaitu:
1. Tubuh Jasmani (badan kasar atau sthula-carira).
2. Alam pikiran dan pengalaman yang disadari (badan halus atau suksma-carira).
3. Kawasan bawah-sadar pribadi (badan penyebab atau karana-carira).
4. Hakikat-Hidup (roh, soul, atman/jiwatman).
Metode yang digunakan dalam raja yoga adalah sengaja melakukan mawas-diri, yaitu usaha untuk menyadari Hakikat-Hidup itu sendiri. Untuk mencapai penghayatan Hakikat-Hidup ini ditempuh delapan langkah pengendalian dan pengembangan diri (dalam terminologi Hindu, delapan langkah ini disebut Astangga-yoga), yaitu:
· Langkah 1 dan 2 (Yama dan Niyama Brata): Dua langkah ini berkenaan dengan pengantar moral.
· Langkah 3 (Asana): pengaturan sikap badan agar tidak mengganggu konsentrasi (pikiran).
· Langkah 4 (Pranayama): Pengaturan jalannya nafas, juga agar tidak menggangu konsentrasi (pikiran).
· Langkah 5 (Pratyahara): Penarikan indria dari objek-objek duniawi agar konsentrasi pikiran tidak terganggu..
· Langkah 6 (Dharana):
Memusatkan konsentrasi pikiran hanya pada satu objek, yaitu alam pikiran itu sendiri.
· Langkah 7 dan 8 (Dhyana dan Samadhi):
Perenungan yang mendalam pada suatu objek untuk mencapai kesadaran yang tertinggi, yaitu kesadaran akan Hakikat-Hidup (kesadaran ilahi, kesadaran atman).

Begitulah sifat fleksibel dan ke-Universalan Agama Hindu  yang memberikan empat jalan
Untuk mencapai Tujuan tertinggi (Moksa). Tuhan maha  kasih, tidak akan mempersulit umatnya untuk bertemu dengan Nya.
Apapun pekerjaan dan profesi seseorang tidak membatasi seseorang untuk bertemu dengan Tuhan. Seorang Petani, dengan bekerja keras, penuh dengan keiklasan dan tanpa mengharapkan hasil kerjanya merupakan cerminan ajaran dari Karma Yoga. Dalam pikirannya hanyalah bekerja, bekerja dan bekerja.... Dengan semangat kerja yang tinggi, dengan aturan yang benar maka hasil terbaik pasti ia dapatkan. Seorang Guru pun demikian, dengan penuh semangat mengajarkan ajaran kebenaran kepada Sisyanya merupakan cerminan ajaran Jnana Yoga. Bagaimana dengan Ajaran Bhakti Yoga? Ketika kita akan melaksanakan suatu Upacara agama, perlu persiapan yang lama. Sebagai cerminan rasa Bhaktinya kepada Tuhan, maka para Bhakta mempersembahkan apa saja yang ia miliki. Sebagai contoh membuat sesaji dengan penuh keiklasan dan kesucian. Yang terakhir adalah Raja Yoga. Siapapun yang memiliki kemampuan dan niat untuk belajar dapat melakukan ajaran Raja Yoga. Bukan hanya orang suci dan pendeta saja yang dapat melakukannya. Salah satu cermin pelaksanaan Raja Yoga adalah bersembahyang Tri sandhya yang sering kita lakukan.
Demikianlah keempat jalan itu, semoga tulisan ini bermanfaat dan mohon maaf atas segala kekurangan. Tiada gading yang tak retak. Santih. ( red).

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons