A. Ajaran yang berhubungan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa
1.Pangeran iku siji lan nyawiji, ana ing endi-endi papan, langgeng, sing nganakake jagad sak isine, dadi sesembahan ing sadengah makluk, nganggo carane dhewe-dhewe.
2. Pangeran iku ana ing ngendi-endi papan, aneng sira uga ana Pangeran, nanging aja sira wani-wani ngaku Pangeran.
Tuhan itu ada di mana-mana, juga ada pada dirimu, tapi jangan engkau berani mengaku Tuhan.
Tuhan tidak mengenal dimensi ruang dan waktu. Oleh karena itu diharapkan manusia senantiasa berbuat baik dan berhati-hati dalam bertindak karena segala sesuatunya diketahui oleh Tuhan.
Ajaran ini juga mengandung makna agar manusia selalu menyembah-Nya. Jangan sekali-kali mengaku dirinya sebagai Tuhan.
3. Pangeran iku nitahake sira lantaran biyungira, mula kuda sira ngurmati marang biyungira.
Tuhan menciptakan engkau itu melalui ibumu. Oleh karena itu hormatilah ibumu. Konsep semacam ini sama seperti dalam konsep Hindu yang mengagungkan Ibu. Bahwa surga ada di telapak kaki ibu. Budaya Jawa pun megemukakan hal yang sama. Seorang anak harus menghormati ibu. Ibu telah mngandung kita selama sembilan bulan, mengasuh dan mendidik dari kecil hingga dewasa. Pengorbanan ibu sangat besar dan tidak mungkin dapat tergantikan oleh pengorbanan seorang anak sekalipun.
Tuhan menciptakan engkau itu melalui ibumu. Oleh karena itu hormatilah ibumu. Konsep semacam ini sama seperti dalam konsep Hindu yang mengagungkan Ibu. Bahwa surga ada di telapak kaki ibu. Budaya Jawa pun megemukakan hal yang sama. Seorang anak harus menghormati ibu. Ibu telah mngandung kita selama sembilan bulan, mengasuh dan mendidik dari kecil hingga dewasa. Pengorbanan ibu sangat besar dan tidak mungkin dapat tergantikan oleh pengorbanan seorang anak sekalipun.
B. Larangan yang berhubungan dengan Ketuhanan Yang Maha Esa
1. Aja ndhisiki kersa
Jangan mendahului kehendak Tuhan
Ajaran yang melarang kita untuk mendahului apa yang telah digariskan oleh Tuhan. Bahwa segala sesuatu yang terjadi di dunia ini telah menjadi suratan-Nya. Manusia dilarang melakukan hal-hal yang mendahului kehendak-Nya seperti bunuh diri, meramal nasib, dan sebagainya. Semua itu telah menjadi takdirnya masing-masing.
2. Aja sira wani marang wong tuwanira, jalaran sira bakal kena bebendu saka Kang Murbeng Dumadi
Janganlah kamu berani/durhaka terhadap orang tuamu, karena kamu akan memperoleh musibah dari Tuhan Sang Maha Pencipta.
Merupakan larangan untuk tidak durhaka kepada orang tua. Orang tua yang merawat, mengasuh dan mendidik kita dari kecil. Pengorbananya sangat besar dan tidak ternilai bagi anak-anaknya. Jika seorang anak durhaka kepada orang tua, ia akan sangat berdosa. Ia akan memperoleh musibah dan tidak akan mendapat kebahagiaan, karena ridha Tuhan bergantung pada ridha orang tua.
3. Aja mung kelingan barang kang katon wae, sebab kang katon gumelar iki anane malah ora langgeng
Jangan hanya teringat hal-hal yang nampak saja, sebab yang terlihat tergelar ini sebenarnya tidak abadi.
Suatu pitutur yang mengingatkan manusia akan kefanaan segala yang ada di dunia. Bahwa manusia jangan hanya mengejar keduniawian karena harta, pangkat, dan segala kebendaan tidak akan abadi. Semua dapat diperoleh dengan mudah, tetapi juga dapat musnah dengan mudah pula. Manusia hendaknya juga memikirkan segala yang dibutuhkan di alam yang abadi nanti, akhirat. Manusia harus senantiasa berdoa dan mendekatkan diri pada Tuhan karena kepada-Nya lah nanti kita kembali.
C. Ajaran yang berhubungan dengan Kemanusiaan
1. Ngelmu pari, saya isi saya tumungkul
Berilmu padi, semakin berisi semakin merunduk.
Seorang yang memiliki ilmu pasti akan semakin menghormati dan menghargai segala yang ada disekitarnya. Seperti padi yang semakin berisi, semakin merunduk. Ia tidak akan menyombongkan diri karena ilmunya, tetapi ia akan merasa masih belum mengerti apa-apa sehingga ia akan mencari ilmu lebih dalam.
2. Becik ketitik ala ketara.
Perbuatan baik dan buruk akan nampak sendiri.
Perbuatan manusia di dunia kan terlihat dengan ssendirinya. Siapa yang berbuat baik akan terlihat perbuatan baiknya tersebut, dan yang berbuat tidak baik akan nampak ketidakbaikannya itu walaupun dismbunyikan serapi apapun. Dengan begitu, manusia diharapkan dapat menjaga perbuatannya agar selau berada di jalan yang lurus.
3. Ajining dhiri dumuning ing kumedaling lathi lan budi.
Harga diri terletak pada ucapan dan budi.
Harga diri seseorang terletak pada ucapan dan budinya. Ucapan menunjukkan kepribadian seseorang. Bahasa yang baik dan bersahaja dapat meningkatkan harga diri seseorang. Disamping itu, budi dan perilaku yang baik akan menunjukan harga diri seseorang pula. Ia akan dihargai karena perilaku dan bahasanya yang baik.
D. Larangan yang berhubungan dengan Kemanusiaan
1. Aja seneng madon, aja seneng main, aja seneng maido, aja seneng madad, aja seneng maling.
Jangan suka bermain perempuan, jangan suka berjudi, jangan suka mengumpat, jangan suka memakai narkoba, jangan suka mencuri.
Larangan di atas biasa disebut dengan istilah ma lima. Yaitu ajaran yang berkenaan dengan tata susila. Dengan menjauhi ma lima maka seseorang akan mendapat kebahagiaan hidup dan jauh dari masalah.
2. Aja cidra ing janji
Jangan mengingkari janji
Janji adalah hutang yang harus dibayar. Seseorang yang telah berjanji harus menepatinya. Jangan pernah mengingkari janji karena hal itu dapat menyakiti hati orang yang diberi janji. Dengan mengingkari janji kepada orang lain telah mampu menghilangkan kepercayaan orang lain terhadap kita. Kita dianggap tidak mampu menepatinya. Karena itu, janji harus dipegang teguh.
3. Aja seneng yen dialem, aja sengit yen cinacad.
Jangan senang jika dipuji, jangan benci jika dicela.
Ajaran yang melarang kita untuk senang dengan pujian dan merasa benci dengan celaan. Seseorang yang merasa senang dengan pujian akan membuatnya merasa tinggi dan menjadi sombong, sehingga dia menjadi gila pujian. Suatu pujian mungkin saja ditujukan bukan untuk memuji tetapi untukmbombong atau ndhuwurake seseorang. Begitu pula sebaliknya, celaan tidak hanya dimaksudkan untuk merendahkan seseorang. Manusia memang tidak ada yang sempurna. Suatu celaan dapat menunjukkan dimana letak kekurangan kita. Dengan demikian kita dapt menjadi orang yang lebih baik.
E. Ajaran yang berhubungan dengan sosial
1. Wong linuwih iku kudu bisa ngepek ati lan ngepenakake atine liyan. Yen kumpul karo manita kudu bisa ngetrapake tembung kang manis kang bisa gawe senenging ati. Yen kumpul pandhita kudu bisa ngomongake tembung kang becik. Yen ana sangareping mungsuh kudu bisa ngatonaki kawibawane.
Orang yang lebih itu harus bisa mengambil hati dan menyenangkan hati orang lain. Jika bersama dengan wanita harus bisa memberikan kata-kata manis yang bisa membuat hati senang.jika berkumpul dengan pendeta harus bisa berbicara dengan kata yang baik. Jika ada di depan musuh harus bisa menunjukan kewibawaannya.
2. Tangga iku padha karo bapa biyung
Tetangga itu sama seperti bapak dan ibu.
Maksudnya adalah bahwa dalam hidup bermasyarakat, peran tetangga sangatlah penting, sama seperti kedua orang tua kita. Jika terjadi suatu musibah pada kita, pastilah orang pertama yang akan membantu adalah tetangga kita. Begitu pula jika kita ingin meminta bantuan apa-apa, akan lebih mudah jika menemui tetangga karena merekalah yang hidup bersama dengan kita.
Peribahasa ini mengajarkan agar kita sebagai bagian dari masyarakat hendaknya selalu menjaga kerukunan terhadap tetangga disekitar kita. Kita juga harus menghormati mereka sama seperti kkita menghormati orang tua.
3. Tangga kang ora becik atine aja dicedhaki, nanging aja dimungsuhi.
Tetangga yang tidak baik hatinya jangan didekati, tetapi jangan dimusuhi.
Dalam hidup bermasyarakat, ada bermacam karakter orang yang menjadi tetangga kita. Ada yang baik, ada yang tidak baik. Tetangga yang tidak baik hatinya janganlah didekati karena nanti kita akan terseret pada kebiasaan yang tidak baik itu. Tetapi jangan serta merta dijauhi dan dimusuhi. Sebisa mungkin kita bisa menempatkan diri pada keadaan yang ada.
F. Larangan yang berhubungan dengan sosial
1. Aja seneng mamerake bandha lan ngegungake pangkat, sebab bandha bisa lunga, pangkat bisa oncat.
Jangan suka memamerkan harta dan mengagungkan pangkat, karena harta bisa pergi, pangkat pangkat bisa kabur.
Hidup didunia jangan suka memamerkan dan mengagungkan kekayaan semata. Semuanya akan sirna dengan mudah. Kehidupan bagaikan roda yang berputar. Ada kalanya kita di atas, ada kalanya kita di bawah. Janganlah kita mengagungkan kakayaan kita tanpa melihat mereka yang kekurangan. Karena jika kita terjatuh dan kehilangan semua, kita akan merasa terpuruk.
2. Aja rumangsa bisa nanging ora bisa rumangsa
Jangan merasa bisa tetapi tidak bisa merasa.
Hal ini menyatakan bahwa manusia janganlah merasa bisa melakukan sesuatu tetapi tidak bisa merasakan perasaan orang lain. Seseorang hendaknya bisa merasakan perasaan dan mampu menempatkan dirinya di tempat orang lain (toleransi/tepa slira).
3. Golek jodho aja mung mburu endahing warna, senajan ayu utawa bagus, yen atine durjana, ora wurung disiriki liyan
Mencari jodoh (suami/istri) jangan hanya mencari keindahannya saja, walaupun cantik/tampan, jika hatinya durjana, tetap akan disirik oleh orang lain.
Mencari pasangan hidup buaknlah hal yang mudah. Harus benar-benar diperhitungkan bibit, bebet, dan bobotnya. Dalam hal ini jangan hanya melihat seseorang hanya dari penampilan luarnya saja, tetapi juga harus mengerti isi hatinya. Apakah ia berbudi baik ataukah berhati busuk. Bagaimanapun juga setelah menjadi pasangan hidup, baik buruk tindakan suami/istri akan menjadi tanggung jawab bersama. Jika suami/istri kita berbuar hal yang memalukan , maka yang akan tercemar tidak hanya nama baik keluarga salah satu pihak, melainkan nama baik keluaraga keduanya. Oleh karena itu, agar tidak terjadi hal semacam itu ataupun merasa tertipu dan menysal karena telah memilih pasangan hidup yang salah yang bisa berujung pada perceraian, maka dalam mencari pasangan hidup harus yang memiliki keindahan wajah dan hati.
0 komentar:
Posting Komentar