Selasa, 29 Juni 2010

Alamat Pura di Sumatera Utara

Kota Medan
Pura Agung Raksa Bhuana
Jl. Polonia No. 216 Medan

Patra Kali Kuil
Jl. S.Parman Gg. Pasiran, Medan

Shri Singgamakali
Jl. Multatuli, Jati Diri, Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Kangkung No. 75 Medan

Shri Mariamman Kuil                            
Jl. Mangku Bumi, Medan                    

Shri Mariamman Kuil
Jl. Garuda Sakti, Kp. Durian, Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Asam Kumbang, Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Pasundan Sei Putih, Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Teuku Umar No.18, Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Mesjid Pulau Brayan, Helvet Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Taruna Belakang, Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Teratai, Pasiram, Medan

Shri Mariamman Kuil
Jl. Polonia Medan

Tandhayudhna Bani Kuil
Jl. Kejaksaan, Medan

Muniandi Kuil
Jl. Muara Takus, Medan

Shri Kaliamman Kuil
Jl. Monginsidi Gg. D Medan

Kuil Guru Bhakti
Jl. Pasundan, Medan

Shri Parmeshwari Amman
Jl. M.Idris Gg.Madrasah No.13 Medan

Sri Balaji Venkatheswara
Jl. Bunga Wijaya Kusuma No.25 AP. Bulan Medan

Yayasan Sikh Guru Arjun
Jl. Mawar No.28 Ds. Sari Rejo, Medan

Yayasan Missi Gurdwara
Jl. Polonia No.172 Medan

Yayasan Central Sikh Temple
Jl. Karya Murni Gg. A No.42 Medan

Sanggar Shri Mariamman
Jl. Timor Baru II No. 50 Medan

Sanggar Dharmika
Jl. Sukaramai II Medan

Sanggar Budi Sakti
Jl. Wahidin, Medan

Binjai
Shri Mariamman Kuil
Jl. Sri Kandi Diah No.Binjai

Kuil Siwan
Timalangkat, Binjai

Kuil Patra Kali
Binjai Kota

Yayasan Sosial Kaum Sikh
Jl. T.Imam Bonjol No.18 Tebing Tinggi

Shri Mariamman Kuil
Pematang Siantar

Pura Jagadhita Toba
Jl. Toba

Shri Mariamman Kuil
Jl. Pamah Pematang Siantar

Shri Mariamman Kuil
Jl. Perkebunan Sampali

Shri Mariamman Kuil
Desa Tanjung Jati

Deli Serdang
Shri Mariamman Kuil
PTP Bekala, Deli Serdang

Shri Mariamman Kuil
Batang Kuis, Deli Serdang

Shri Mariamman Kuil
Desa Sei Semayang

Shri Mariamman Kuil
Glugur Rimbun, Deli Serdang

Pura Ermutik
Pancur Batu Deli Serdang

Pura Siwa Dasa
Namo Mirik, Deli Serdang

Pura Persadanta
Desa Pintu Besi, Deli serdang

Kuil Kerthigaya
Desa Rumah Pilpil, Deli Serdang

Shri Mariamman
Taman Dewi, Sibolangit

Shri Mariamman Kuil
Desa Bulu Cina, Deli Serdang

Pura Siwa Najati
Suka Damai, Deli Serdang

Serdang Bedagai
Shri Mariamman Kuil
Perkebunan Sentik Sei Tuan

Shri Tandayudha
Jl. Cut Nyadin, Serdang Bedai

Pura Dharma Raksaka
Desa Pegajahan, Serdang Bedagai


Langkat
Kuil Shri Rajes Swari
Jl. Candi Desa Padang Cermin

Pura Simada Timuang
Desa Tanjung Gunung, Langkat

Pura Penataran Agung
Desa Cipta, Dharma

Pura Widya Loka Nata
Desa Besilam, Bukit Lembasa

Pura Upah Tendi
Desa Pemantin, Kec. Juhar

Pura Dharma Pratama
Desa Bintang Meriah

Pura Sekelu Serasi
Tanjung Mbelang

Pura Desa Siwaloh
Mardinding, Karo

Pura Sitelu Sada
Durin Rugun

Pura Negeri Jahe
Desa Negeri Jahe, Kec. Kuta Buluh

Asahan
Kuil Shri Guru Murugen
Jl.DR.Hamka No. 4 C Kisaran

Shre Batther Kaliamman Kuil
Pekebunan Tanah Itam Ulu Kec. Lima Puluh, Asahan

Labuhan Batu
Pura Swamandala
Desa Damuli, Aek Knopan

Dairi
Pura Taman Wisata
Dairi

Pura Tirta Gangga
Lau Patinda 1

PINDAH AGAMA MENURUT HINDU



Om Svastyastu
Oleh Bp. I Nengah Aryata
Pindah agama kadang juga disebabkan kurang peduli orang tua terhadap anak gadisnya. Prinsip predana ikut purusa disalah artikan. Jika anak perempuan harus ikut suami walau suami beragama bukan Hindu. Padahal yang dimaksud adat bahwa istri ikut suami adalah bukan agamanya melainkan mengikuti adat yang masih berdasarkan Dharma. Gadis klungkung diambil pria Buleleng maka si gadis harus ikut tata cara yang ada di buleleng.
Hukuman bagi yang meninggalkan Hindu (dharma) antara lain :
1. Setelah Ajal Tiba Atamannya Tidak akan pernah mencapai alam kebahagiaan, kesempurnaan, dan tujuan tertinggi yaitu moksa.
Kata-kata ini tersurat dalam Bhagavadgita XVI.23 :
"Ia yang meninggalkan ajaran-ajaran kitab Suci Veda, ada dibawah pengaruh kama (napsu) tidak akan mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan tertinggi".
Mantram ini memberikan tuntunan agar kita jangan meninggalkan kitab suci veda hanya karena menuruti nafsu (kama) maka ybs tidak akan selamat.
Bisa jadi orang yang meninggalkan Hindu di dunia ini dia bahagia, tetapi dapat dipastikan kelak Atmannya akan terseret ke lembah Neraka Dalam Bhagavadgita XVI.19 disebutkan juga : 
" Mereka yang kejam membenci Aku, adalah manusia yang paling Hina, yang Aku campakkan tak henti-hentinya penjahat itu ke dalam kandungan raksasa".
Kalau kita renungkan mantram ini menekankan orang yang pindah agama atau keluar dari agama Hindu sama artinya membenci Brahman, sehingga kelak atmannya patut dicampakkan lembah neraka. Itu akibat perbuatannya sendiri seperti tersirat dalam Atharwa veda II.12.6: 
" Perbuatan jahat orang yang berdosa membuat kehidupannya tersiksa"
2. Setelah Ajal Tiba Atmannya akan tenggelam ke lembah Neraka.
Dalam Manawa Dharma sastra VI.35 :
" Kalau ia telah membayar 3 macam hutangnya (Kepada Brahman, leluhur dan orang tua) hendaknya ia menunjukkan pikiran untuk mencapai kebebasan terakhir. Ia yang mengejar kebebasan terakhir ini tanpa menyelesaikan tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah.
Karena dia sudah meninggalkan agama Hindu berarti dia tidak bisa lagi membayar 3 macam hutangnya (tri Rna) , karena mereka tdk mengakui adanya Tri Rna ini. Sering kita melihat orang yang pindah agama saat orang tuanya meninggal dia memakai pakaian adat, dia melakukan sembahyang Hindu saat orang tuanya di aben, padahal dia sudah bukan hindu.
Keluarga mereka menerima seolah-olah tidak ada beban, demikian pula masyarakat tidak perduli melihat hal tersebut. Kalau dikeluarganya mengerti Hindu tentunya yang pindah agama tersebut tidak akan diperbolehkan menyembah orang tuanya, karena akan menghambat jalannya Atmanorang tua menuju alam Leluhur dan alam para Dewa.
3. Setelah Ajal Tiba Atmanya tidak akan ketemu jalan menuju Swargaloka.
Dalam Bhagavad gita III.35:
" Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tiada sempurna daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan baik, lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain".
Kita sebenarnya telah beragama hindu sejak Atman, Roh dan Jiwa diceptakan Brahman, bukan saat kita dilahirkan, karena kita percaya dengan reinkarnasi / samsara punarbhawa. Berarti sejak Brahman menciptakan kita selama itu pulalah kita telah beragama Hindu. Bisa jadi kita atman telah berusia ribuan tahun, berarti karma wasana sudah melekat juga sejak ribuan tahun.
Kalau seseorang beragama Hindu sejak Atman diciptakan Brahman, lalu pindah ke agama lain, maka karma wasana di agama lain tidak ada artinya, karena dikumpulkan dalam waktu singkat kendati pun dilakukan dengan disiplin dan ketat, sehingga atman akan gentayangan karena tidak tahu tempatnya. Buktinya datang lagi dalam bentuk mimpi minta diaben atau di Hindu kan kembali melalu upacara ngaben.

Om śanti śanti śanti Om

Sumber: www.ilushi.blogspot.com

Minggu, 27 Juni 2010

WANITA HINDU PENJAGA GENERASI HINDU

Umat sedharma yang saya kasihi, pada kesempatan ini saya  sengaja memilih topik Pemberdayaan Wanita, mengingat wanita adalah calon ibu yang akan melahirkan generasi muda yang nantinya akan menjadi tiang-tiang penyangga negara. Kokoh atau tidaknya Negara ini sangat ditentukan oleh generasi muda yang menyangganya seperti yang tersurat dalam Ramayana; “Saka nikang rat kita yan wenang manut”, Engkau adalah tiang penyangga Negara ini, karena itu laksanakanlah dharmamu. 


Ibu adalah sumber segala kasih sayang, sentra pertama pendidikan dalam keluarga, ibu adalah orang yang melahirkan cikal bakal generasi muda, yang merupakan tiang-tiang penyangga Negara ini. Baik atau buruknya sebuah Negara sangat ditentukan oleh keberadaannya oleh karena itu dia harus diberdayakan, harus diberikan kesempatan untuk berkembang, seperti yang dijelaskan dalam Yajurveda XIV. 22; wanita adalah   pengawas keluarga, dia cemerlang, dia mengatur yang segala urusan rumah tangga, dan dia sendiri menjalankan aturan-aturan. dia adalah aset bagi keluarga, dia menopang keluarga. 


Sungguh tidak masuk diakal mengharapkan buah yang super dari pohon yang tidak terawat. Bangsa yang ingin maju tentu mengharapkan generasi yang sadhu gunawan, generasi yang sadhu gunawan akan dihasilkan oleh wanita yang berbudi, oleh karena itu wanita wajib mendapat perlindungan dan kedudukan yang setara.
Wanita Hindu hendaklah sesering mungkin untuk mempelajari ajaran dan kitab suci agama Hindu, karena sering kali anak-anak kita bertanya mengapa begini, mengapa begitu...mengenai agama Hindu. Anak kita mungkin bertanya mengapa dewa-dewi Hindu memiliki badan manusia dan kepala binatang?. Kalau Wanita Hindu memiliki pengetahuan agama yang tinggi tentu saja bisa menjawab,Brahman /Tuhan menciptakan semua mahluk di dunia ini baik tumbuhan, hewan, manusia, dewa dan sebagainya. Tuhan maha segala-galanya mampu menciptakan apapun yang Beliau kehendaki.

Kasih Ibu membalut anak-anaknya sampai titik darahnya yang terakhir. Kasih ibu merengkuh dan  menyelimuti putra-putrinya dari kedinginan sejak baru lahir, air mata dan    keringat kasih ibu juga menyirami badan putra-putrinya ketika kepanasan. Oleh karena itu wajib hukumnya seorang anak memberikan penghormatan yang sepatutnya kepada para ibu, baik itu ibu fisik yaitu orang tua yang telah melahirkan kita ke dunia ini, juga Ibu pertiwi sebagai ibu sekalian alam yang telah memberikan penghidupan dan  perlindungan kepada kita sepanjang masa.

Yang terakhir kalinya saya berpesan kepada Wanita Hindu untuk selalu belajar dan belajar tentang ajaran Hindu. Jangan sampai generasi kita semua terkonversi /pindah ke agama lain.

Rabu, 23 Juni 2010

Alamat Pura Penting di Bali

SINGARAJA

PURA PUNCAK SINUNGGAL (Pura Dang Khayangan)
Alamat : Desa Tajun, Kec. Kubu Tambahan, Kab. Buleleng
Pemangku : Jero Gede Made Kerta
Piodalan : Purnamaning Kapat
Di Pura ini memuja Ganesa

PURA PONJOK BATU (Pura Dang Khayangan)
Alamat : Desa Jullah, Kec. Tejakula, Kab. Buleleng
Piodalan : Purnamaning Desta, Sasih kasa Punama Kasa
Pemangku : Jero Mangku Ketut Ludri (50 th)
Jero Mangku Nengah Widi (37 th )

PURA PULAKI
Alamat : Desa Banyu Poh, Kec Gerogak, Buleleng
Piodalan : Purnama Sasih Kapat.


NEGARA

PURA LUHUR RAMBUT SIWI
Alamat: Desa Yeh Embang Kangin, Kec Mendoyo, Kab. Negara
Piodalan : Buda Umanis Prangbakat
Pemangku : Ida Ayu Putu Nuadnya

PURA LUHUR PASATAN
Alamat : Banjar Dangin Pangkung Jangu, Desa Pohsanten, Kec. Mendoyo, Jembrana



TABANAN

PURA LUHUR TAMBA WARAS
Alamat : Desa Sangketan, Kec. Penebel, kab Tabanan
Piodala : Buda Umanis Prangbakat
Pemangku :

PURA LUHUR MUNCAK SARI
Alamat : Desa Sangketan, kec Penebel, kab. Tabanan
Odalan : Hari Rabu, wuku Medangsia
Pemangku :

PURA LUHUR BATUKARU
Alamat : Desa Wangaya Gede, Kec. Penebel, Kab Tabanan
Odalah : Kamis, Dungunlan
Pemangku:

PURA LUHUR PUNCAK PETALI
Alamat : Desa Jati Luwih, Kec. Penebel, Kab. Tabanan
Odalan :
Pemangku:

PURA LUHUR BESIKALUNG
Alamat : Desa Utu, kec. Penebel, kab. Tabanan
Odalan :
Pemangku :

PURA TERATAI BANG
Alamat : Desa Candi Kuning, Kec. Baturiti, Kab Tabanan
Piodalan: Tumpek Landep

PURA PENATARAN BERATAN (Pura Dang Khayangan)
Alamat : Desa Candi Kuning, Kec. Baturiti, Kab. Tabanan
Piodalan : Anggara Kasih Julungwangi

PURA LUHUR PEKENDUNGAN
Alamat : Desa Braban, Kec. Kediri, Kab. Tabanan
Piodalan : Tumpek Kuningan

PURA LUHUR TANAH LOT
Alamat : Desa Braban, Kec. Kediri, Kab. Tabanan
Pemangku : Jero Mangku Subagia
Piodalan : Buda Wage Langkir

BADUNG
PURA KANCING GUMI
Alamat : Desa adat Batu Lantang, Desa Sulangai, Kec. Petang, Kab Badung
Piodalan :
Pemangku :

PURA LUHUR ULUWATU (Sad Khayangan Jagat )
Alamat : Desa Pecatu, Kec. Kuta, Kab. Badung
Piodalan :

PURA TAMAN AYUN
Alamat : Desa Mengwi, Kec. Mengwi, Kab. Badung
Piodalan : Selasa Kliwon Medangsia

PURA BATU BOLONG
Alamat : Desa, Canggu, Kec. Kuta Utara, Kab. Badung


DENAPASAR
PURA ULUN SWI
Alamat : Desa Jimbaran, Kec . Kuta, Denpasar
Piodalan : Purnamaning sasih kapat


GIANYAR
PURA MASCETI (Pura Kayangan Jagat )
Alamat : Desa Medahan-Keramas Blabatuh, Gianyar
Piodalan : Anggara Kasih Prangbakat
Termasuk pura kayangan jagat. Banyak sinar keajaiban ditemukan di Pura ini.

PURA PUSERING JAGAT (Sad Khayangan )
Alamat : Desa Pejeng, Kec. Tapaksiring, kab. Gianyar.
Piodalan :


KLUNGKUNG
PURA SILAYUKTI
Alamat : Padangbai , Kec. Kusamba, Klungkung
Odalan : Buda Kliwon Pahang

PURA KENTEL GUMI
Alamat : Desa Tusan, Banjarangkan, Klungkung
Piodalan : Wrespati Umanis Dunggulan
Pura ini merupakan pusan dari Pura-pura di Bali

PURA GOA LAWAH (Sad Khayangan)
Alamat : Desa Pesinggahan, Kec. Dawan, Kab. Klungkung
Piodalan : Anggara Kasih Medangsia

KARANG ASEM

PURA LUHUR ANDAKASA ( Pura Kayangan Jagat )
Alamat : Desa adat Angantelu/Antiga/Gegelang, Kec. Manggis,Kab. Karangasem
Piodalan : Anggara kasih Medangsia
Pura ini tempat memuja Dewa Brahma

Alamat Pura se-Jawa Timur

SURABAYA

PURA AGUNG JAGAT KARANA – SURABAYA

PURA TIRTA WENING—SURABAYA
Alamat :Tambak sari

SIDOARJO

PURA JAGAT NATHA MARGOWENING
Desa Balunggarut, Kec. Krembung

PURA PENATARAN AGUNG MARGOWENING
Alamat : Kec. Krembung, Sidoarjo

PURA JALA SIDDHI AMERTHA
Alamat : Juanda, 2 km dari lapangan udara Juanda

MOJO KERTO

PURA RANU NGUDISARI
Alamat : Desa Pohjejer, Kec. Gondang, Kab. Mojokerto

GRESIK

PURA KERTA BUMI-- GRESIK
Alamat: Dusun Wongso Wetan, Desa Pengalangan, Kec. Manganti, Kab. Gresik
Belakang Citra Land

PURA KERTA BUANA
Dusun Bongso Kulon, Desa Pengalongan
Kec. Manganti, Kab. Gresik

PURA JAGAT GIRI NATA
Alamat: Dusun Biodo, Desa Beton, Menganti, kab. Gresik.

MALANG

PURA LUHUR DWIJAWARSA—MALANG
Alamat : Gunung Buring, Kel. Lesanpura, Kec. Kedung Kandang, Kota Malang .

PURA DHARMA SANTI--MALANG
Alamat : dusun Banaran, Desa Babadan, kec. Ngajum RT 04/06, Kode pos 65164
Pemangku :Rianto (0341) 3641) 364115, Sukirno

PURA DHALI AGRAHITA – MALANG
Desa Sebaluh, Pujon, Malang

PURA BHUANA KERTA
Angkatan Udara Singosari Malang, Jawa Timur

PURA LUHUR GIRI ARJUNO
Alamat : Kota Batu Malang

JEMBER

PURA DHARMA LOKA-- JEMBER
Alamat :Yonif 515/9 Konstrad Tanggul

PURA AMERTA ASRI
Alamat:.........

LUMAJANG

PURA MANDARA GIRI SEMERU AGUNG--LUMAJANG
Alamat :Desa Senduro, kec. Senduro, Lumajang
Piodalan: Purnama kasa


PURA SANG HYANG KENDARI
Alamat : desa Wonocepoko Ayu, di dusun Wono Ayu Rt 18/ Rw 06 Senduro Tengger

BLITAR

PURA AGUNG ARGA SUNYA
Alamat :Desa Krisik, kec. Gandusari, kab. Blitar .

PURA DHARMA DJATI
Alamat : Desa Tegal Asri, Dusun Ngacar, Blitar .

PURA DHRAMA BHAKTI
Alamat : Dusun Sukerejo, Desa Bumi Rejo, Kec. Kesamben, Kab. Blitar

PURA PRABA BHUANA
Alamat : Dusun Ringin Telu, Wlingi

PURA DHARMASANTI
Alamat : Desa Birowo Kec. Binangun , Blitar Selatan.

KEDIRI

PURA MARGO WIDYA
Alamat : Dusun Bodag, Desa Wonorejo, Kec. Muncu, kab. Kediri

PURA SRI AJI JAYABAYA
Alamat : Desa Tanon, Kec. Papar, Kab. Kediri

NGANJUK

PURA KERTA BUWANA GIRI WILIS
Alamat : Desa Bjulan, Kecamantan Loceret, Nganjuk .

BANGIL

PURA TIRTHA WULUH SUROPATI
Alamat : Komplek Yon Kav 8/2
Hubungi Ketut Wijana HP : 081332146000

PASURUAN

PURA ........................
Alamat : Desa ngadiwono, Kec. Tosari, Kab Pasuruan, (di daerah Tengger, kawasan Gurung Bromo) PROBOLINGGO

PURA ...............................
Alamat : Desa Sumber Anom, Kec. Sumber Anom .

PURA ............................................
Alamat : Desa Pakel, terletak di kaki pegunungan Semeru bag Utara 10 km dari Pura
Mandara Giri Semeru Agung .

PURA SRADA BHAKTI
Alamat : Dusun Kedampul, Desa Sapikerep, Kec. Suka Pura, Kab. Probolinggo

BANYUWANGI

PURA LUHUR GIRI SLAKA--BANYUWANGI
Kec . Tegal Delimo, Alas Purwo, Banyuwangi .

PURA PENATARAN GIRI PURWA – BANYUWANGI
Alamat: desa Kute Rejo, Kendal Rejo, Tegal Delimo, Banyuwangi

PURA SWADHARMA
Alamat: desa Kedunggebang, Kec. Tegal Delimo, kab. Banyuwangi.

PURA SEGARA TAWANG ALUN – BANYUWANGI
Alamat : Desa Sumber Agung,Kec. Pesanggaran, Bangorejo Gambiran, Purwoharjo dan Tegal .

PURA SINDHU SATIA BHAKTI PUJA--BANYUWANGI
Alamat : Dusun Ringin Sari, Desa Pesanggaran, Banyuwangi .

PURA BUKIT AMERTA – BANYUWANGI
Alamat : Dusun Blokagung, desa Karangdoro, kec. Gambiran, kab. Banyuwangi .

PURA BLAMBANGAN –BANYUWANGI

PURA TIRTA PURWA BHUANA --BANYUWANGI
Alamat : Desa Pesanggaran, kec Pesanggaran

PURA GIRI MULYA
Alamat : Curahjadit, Desa Grajagan, Kec. Purwoharjo, Banyuwangi

PURA DHARMA SANTI
Alamat : Dukuh Gumukrejo, Desa Purwoharjo, Banyuwangi.

CANDI AGUNG GUMUK KANCIL GUNUNG RAUNG
Alamat : Dusun Wonoasih, Desa Bumi Harjo, Kec. Glenmore, Kab. Banyuwangi, Jatim .

PURA GIRIWANA
Alamat : Desa Tegal Harjo, Tegal Sari, Banyuwangi

Alamat Pura se-Jawa Tengah

SEMARANG
Pura Agung Girinatha
Alamat : Jalan Sumbing No 12 Semarang

KARANGANYAR
Pura Sedeleman
Alamat : Dukuh Siwalan, Desa Munggur, Kec. Mojogedang, Kab.

PURA PASEKAN AGUNG
Alamat : Desa Pasekan, Karang Pandan, Karanganyar
Pemangku : Ketut Nedeng

PURA ARGALOKA
Alamat : Desa Balong, kec. Jenawi, kab. Karanganyar

PURA BUANA AGUNG MAHENDRA JATI
Dukuh Demping, Dusun Anggrasmanis,
Kec. Jenawi, Kab Karanganyar, Jateng
Pemangku : Romo Djito, dan Romo Widodo

PURA LINGGA BHUANA MAHENDRA AGUNG
Alamat: Sedondong, Karanganyar
Pemangku : Marto

Pura Tunggal Ika
Dk. Sepelem, Ds. Kemuning, Kec, Ngargoyoso, Kab. Karanganyar

Pura Jonggol Shanti Loka
Dk. Jlono, Ds. Kemuning, Kec. Ngargoyoso, Kab. Karanganyar

Pura Saraswati
Dk. Sumbersari Ds. Trengguli, Kec. Jenawi, Kab. Karanganyar

Pura Kresna Aji
Ds. Nampu Keb. Karanganyar

Pura Margomulyo
Dk. Kedung Biru RT.08 RW.04, Balong, Jenawi, Karanganyar

BOYOLALI
Pura Buana Puja
Tanggung Bede, Musuk, Kab. Boyolali

Pura Giri Wangi
Kec. Juwangi, Kab. Boyolali. Hp. 081329950178

Pura Bhuana Suci Saraswati
Ds. Ngaru ngaru Kec. Banyudono, Kab. Boyolali

Pura Ditya Dharma
Ketaon, Banyudono, Kab. Boyolali

Pura Widya Loka Sakti
Randusari, Teras, Kab. Boyolali

Pura Pura Staya Dharma
Dk. Gedung Ds. Sangup, Kec. Musuk, Kab. Boyolali

Pura Pura Dharma Sakti
Dk. Banyu Urip Ds. Krobokan, Kec. Juwangi, Kab. Boyolali

SRAGEN

PURA JAGATPATI
Dusun Kauman, Kec. Masaran, kab . Sragen

Pura Anata Tirta
Dk. Jenglengan Ds. Tlogotirta, Kec. Sumber Lawang, Kab. Sragen

Pura Mojo Agung
Dk. Mojoroto Ds. Sepet, Kec. Masaran, Kab. Sregen

Pura Marga Loka
Ds. Pagak Kec. Sumber Lawang, Kab. Sragen

Pura Amerta Santi
Mojoroto Ds. Sepet Kec. Masaran, Kab. Sragen

GUNUNG KIDUL

PURA NGESTHI BERATHA DHARMA—GUNUNG KIDUL
Alamat :Dusun Gunung Gambar, Desa Kampung, kec. Ngawer
Kab. Gunung Kidul
Piodalan:
Pemangku:Pak Broto

PURA BHAKTI WIDHI—GUNUNG KIDUL
Alamat : Dusun Bendo, desa Beji, kec. Ngawen
Piodalan:
Pemangku/wasi Triman

BANYUMAS
Ds. Klinting Kec. Somogede, Kab. Banyumas

CILACAP
Pura. Mandira Giri
Ds. Karang Bendo Kec. Adipala, Kab. Cilacap

WONOGIRI
Pura Giri Sentanu
Jl. Semangka 3 Kajen Rt. 01 / XI Giri Purwa, Kab. Wonogiri

Pura Puncak Wonogiri
Alamat : Museum Karst Gunung Sewu, Wonogiri

SURAKARTA
Pura Indra Prasta
Mutihan Kel. Sondokan Kec. Lawean, Kota Surakarta

PURA BHIRAWA DHARMA—SOLO
Alamat : Komplek Komando Pasukan Khusus Group-2 Kartasura
Kapten Putra Widiastawa

Pura Bhuana Agung Saraswati
Alamat : Kampus Universitas Sebelas Maret, Surakarta


JEPARA
Pura Dharma Loka
Dk. Sendang Ds. Plajon Mlonggo, Kab. Jepara

PEKALONGAN
Pura Lingga Buana Ksiraanawa
Ds. Pantisari Panjang Wetan, Pekalongan

Pura Kalingga Satya Dharma
Linggasari Kajen, Kab. Pekalongan

TEGAL
Pura Caraka Dewa
Margo Padang Kec. Tarub Kab. Tegal

Pura Segara Suci
Jl. Timor Timur Martologo, Tegal

KENDAL
Pura Dharma Ekajati
Suking Tegalrejo Kaliwungu, Kab. Kendal

Pasr. Pura Dharma Eka Budaya
Ds. Bangu Mangu Kec. Planungan, Kab Kendal

Pura Sari Asta Sakti
Plasasari, Panten,Kab. Kendal

REMBANG
Pura Segara Amertajati
Sumberlawang Kranggan, Kab. Rembang

KLATEN
Pura Widya Dharma
Ds. Karanganom Ketandan, Klaten Utara

Pura Sasana Brahma Widya
Pucungsari Ds. Serebegan Kec. Ceper, Kab. Klaten

Pura Pandu Agung
Ds. Randu Lanang Kec. Jati Anom, Kab. Klaten

Pura Sasana Trisandhya
Ringin Putih Kec. Karangdowo, Kab. Klaten

Pura Wisnu Sakti
Ds. Tambakan Kec. Jagoralam, Kec. Klaten

Pura Tri Buana Tunggal
Becilan, Kajoran, Kebonarum, Kab. Klaten

Pura Indra Loka Batusan
Karang Dowo, Kab. Klaten

Pura Widya sasana
Ds. Tumpukan Kec. Karangdowo, Klaten

Pasr. Astika Sidhi
Ds. Tambakan Kec. Jagoralam, Kec. Klaten

Pasr. Pura Sanggabuana
Dk. Jebungan, Ds. Brahmen Kec. Klaten

Pasr. Brahma Govinda
DS. Karang Anom Kec. Klaten Utara Kab. Klaten

CANDI MERAK
Alamat : dusun Candi, desa Karang Nongko, kec. Karang Nongko, kab.

PURA GENTA BHUANA SAKTI
Alamat : Desa Gentan, Dompyongan, Jogonalan.

PURA MANGKU BHUANA SAKTI
Alamat :Desa Ngremang, Borangan, Manisrejo, kab. Klaten

Pura Wira Buwana Magelang
Jl. Jend. Sarwo Edi Wibowo ( Komp. AKMIL) Magelang

PURA CANDI UNTOROYONO
Desa Kalangan, Kec. Pedan, Kab. Klaten, Jateng

PURA SURYAJANA
Alamat : Dukuh Sidomulyo, desa Mlese, kec. Gantiwarno, kab Klaten,


BANJARNEGARA
Pura Sila Brahma
Ds. Pekikiran Susukan, Kab. Banjar Negara

PATI
Pura Segara Buana
Ds. Tegalarum Kec. Jarem, Kab. Pati

GROBOGAN
Pura Agung Sasana Weda
Jl. Untung Suropati Purwodadi, Kab. Grobogan

SUKOHARJO
Pura Wijaya Kusuma
Kali Grogol, Kab. Sukoharjo

BANYUMAS
PURA PEDALEMAN GIRI KENDENG – BANYUMAS\
Piodalan:
Pemangku:Mino, Sulastri

Selasa, 15 Juni 2010

Festival Seni Sakral Agama Hindu Bakal Digelar di Solo




Solo - Selama 2 bulan dalam tahun ini, kota Solo akan dipenuhi dengan berbagai acara bertajuk seni dan budaya. salah satunya adalah Festival Seni Sakral Keagamaan Hindu Tingkat Nasional yang akan diselenggarakan pada tanggal 15 hingga 17 Juni 2010. Acara ini hampir akan bersamaan dengan penyelenggaraan Festival Seni Kampung Solo 2010 yang akan digelar pada tanggal 14 hingga 16 di bulan yang sama.
Menurut Sunarto selaku ketua umum festival tersebut, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan yang pertama kalinya digelar. “Awalnya kemarin akan diselenggarakan di kota Surabaya, tapi selanjutnya dipindah di kota Solo, mengingat kota Solo merupakan kota budaya dan pariwisata”, ungkapnya dalam jumpa pers yang digelar di Ramayana Resto.
Sunarto juga menerangkan, awalnya sedikit takut menyelenggarakan event ini di kota Solo, mengingat jumlah umat Hindu di kota ini relative sedikit. “Awalnya kami sempat takut, pasalnya umat Hindu di Solo minoritas dan nanti disangkanya kami mencari umat, namun kemudian tetap kami selenggarakan pasalnya banyaknya dukungan yang diberikan agar event ini digelar di kota Solo”, terangnya.
Sunarto juga menambahkan bahwa nantinya akan diadakan sebuah karnaval sebagai awalan dari penyelenggaraan event tersebut. “Nanti akan ada karnaval sebelum pembukaan Festival Seni Sakral Keagamaan Hindu Tingkat Nasional. Karnaval ini dimulai dari kota barat hingga Pendapa Gede Balaikota Surakarta. Dalam karnaval ini akan diikuti oleh seluruh kontingen serta melibatkan Kelompok Kesenian Daerah Jawa Tengah, Para Prajurit keraton, Pinandita, TNI, POLRI, dan umat Hindu ”, lanjutnya.
Dalam Upacara Pembukaan Festival ini rencananya akan dibuka oleh Menteri Agama Suryadharma Ali dan Menteri Pariwisata Jero Wacik di Pendapa Gede Balaikota Surakarta. Dan selanjutnya penyelenggaraan lomba akan digelar di Gedung Teater ISI Surakarta. Pada akhir acara ini juga akan dilakukan penandatanganan MOU antara DITJEN Bimas Hindu Kementerian Agama dengan Rektor ISI Surakarta tentang pengembangan Seni dan Budaya.

Pelaksanaan Festival Seni Sakral Hindu Tingkat Nasional telah dimulai dengan parade ribuan umat Hindu dan kontingen dari 10 daerah menyusuri sepanjang jalan Slamet Riyadi, Solo, pada Selasa (15/6) sore. Kota Solo mendapat kehormatan menjadi tuan rumah penyelenggara festival yang baru diadakan untuk kali pertama ini.
Pemilihan kota Solo sebagai tuan rumah Festival Seni Sakral Hindu Tingkat Nasional untuk kali pertama tentu saja bukan sembarangan. Banyak faktor dan alasan sehingga kota Bengawan ini dipilih oleh pihak penyelenggara.
Alasan pemilihan kota Solo sebagai tuan rumah festival ini menurut Dirjen Bimas Kementrian Agama Republik Indonesia Ida Bagus Yudha Triguna dikarenakan  faktor Hindu yang telah mempunyai sejarah yang panjang dengan Jawa.
Kota Solo juga dinilai memiliki berbagai fasilitas untuk menampung delegasi dan kontingen untuk para peserta dalam jumlah banyak. Solo juga mempunyai tempat/panggung untuk menggelar berbagai lomba sebagai bagian acara dari festival ini. “Selain itu jika festival ini diadakan di Bali itu sudah biasa. Di Bali sering diselenggarakan even seperti ini,” tambahnya.
Lebih lanjut Ida mengungkapkan festival ini dapat terselenggara karena dukungan yang signifikan dari pemerintah kota Solo. “Tanpa dukungan itu, saya rasa festival ini tidak dapat terselenggara dengan baik,” tutupnya.

Sumber: senibudaya.timlo.net

Minggu, 13 Juni 2010

Asal Mula Reog Ponorogo

Dahulu kala ada seorang puteri yang cantik jelita bernama Dewi Sanggalangit.Iaputeri seorang raja yang terkenal di Kediri .Karena wajahnya yang cantik jelita dan sikapnya yang lemah lembut banyak para pangeran dan raja-raja yang ingin meminangnya untuk dijadikan sebagai istri.

Namun sayang Dewi Sanggalangit nampaknya belum berhasrat untuk berumah tangga.Sehingga membuat pusing kedua orang tuanya.Padahal kedua orang tuanya sudah sangat mendambakan hadirnya seorang cucu.“Anakku, sampai kapan kau akan menolak setiap pangeran yang datang melamarmu?”tanya Raja pada suatu hari.
“Ayahanda… sebenarnya hamba belum berhasrat untuk bersuami.Namun jika ayahanda sangat mengharapkan, baiklah.Namun hamba minta syarat, calon suami hamba harus bisa memenuhi keinginan hamba.”
“Lalu apa keinginanmu itu?”
“Hamba belum tahu…”
“Lho?Kok aneh…?” sahut Baginda.
“Hamba akan bersemedi minta petunjuk Dewa.Setelah itu hamba akan menghadap ayahanda untuk menyampaikan keinginan hamba.”

Demikianlah, tiga hari tiga malam Dewi Sanggalangit bersemedi.Pada hari keempat ia menghadap ayahandanya.

“Ayahanda, calon suami hamba harus mampu menghadirkan suatu tontonan yang menarik.Tontonan atau keramaian yang belum ada sebelumnya.Semacam tarian yang diiringi tabuhan dan gamelan.Dilengkapi dengan barisan kuda kembar sebanyak seratus empat puluh ekor.Nantinyaakan dijadikan iringan pengantin.Terakhir harus dapat menghadirkan binatang berkepala dua.”
“Wah berat sekali syaratmu itu!” sahut Baginda.

Meski berat syaratnya itu tetap diumumkan kepada segenap khalayak ramai.Siapa saja boleh mengikuti sayembara itu.Tidak peduli para pangeran, putera bangsawan atau rakyat jelata. Para pelamar yang tadinya menggebu-gebu untuk memperistri Dewi Sanggalangit jadi ciut nyalinya.Banyak dari mereka yang mengundurkan diri karena merasa tak sanggup memenuhi permintaan sang Dewi.Akhirnya tinggal dua orang yang menyatakan sanggup memenuhi permintaan Dewi Sanggalangit.Mereka adalah Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya dan Raja Kelanaswandana dari Kerajaan Bandarangin.

Baginda Raja sangat terkejut mendengar kesanggupan kedua raja itu.Sebab Raja Singabarong adalah manusia yang aneh.Iaseorang manusia yang berkepala harimau.Wataknya buas dan kejam.Sedang Kelanaswandana adalah seorang raja yang berwajah tampan dan gagah, namun punya kebiasaan aneh, suka pada anak laki-laki.Anak laki-laki itu dianggapnya sebagai gadis-gadis cantik.Namun semua sudah terlanjur, Dewi Sanggalangit tidak bisa menggagalkan persyaratan yang telah diumumkan.

Raja Singabarong dari Kerajaan Lodaya memerintah dengan bengis dan kejam.Semua kehendaknya harus dituruti.Siapa saja dari rakyatnya yang membangkang tentunyaakan dibunuh.Raja Singabarong bertubuh tinggi besar.Dari bagian leher ke atas berwujud harimau yang mengerikan.Berbulu lebat dan penuh dengan kutu-kutu. Itulah sebabnyaia memelihara seekor burung merak yang rajin mematuki kutu-kutunya.
Ia sudah mempunyai selir yang jumlahnya banyak sekali.Namun belum mempunyai permaisuri.Menurutnya sampai detik ini belum ada wanita yang pantas menjadi permaisurinya, kecuali Dewi Sanggalangit dariKediri. Karena ituia sangat berharap dapat memenuhi syarat yang diajukan oleh Dewi Sanggalangit. Raja Singabarong telah memerintahkan kepada para abdinya untuk mencarikan kuda-kuda kembar.Mengerahkan para seniman dan seniwatinya menciptakan tontonan yang menarik, dan mendapatkan seekor binatang berkepala dua.Namun pekerjaan itu ternyata tidak mudah.Kuda kembar sudah dapat dikumpulkan, namun tontonan dengan kreasi baru belum tercipta, demikian pula binatang berkepala dua belum didapatkannya.
Maka pada suatu hariia memanggil patihnya yang bernama Iderkala.

“Hai Patih coba kamu selidiki sampai bagaimana si Kelanaswandana mempersiapkan permintaan Dewi Sanggalangit.Kita jangan sampai kalah cepat oleh Kelanaswandana.”

Patih Iderkala dengan beberapa prajurit pilihan segera berangkat menuju kerajaan Bandarangin dengan menyamar sebagai seorang pedagang.Mereka menyelidiki berbagai upaya yang dilakukan oleh Raja Kelanaswandana.Setelah melakukan penyelidikan dengan seksama selamalima hari mereka kembali ke Lodaya.

“Ampun Baginda.Kiranya si Kelanaswandana hampir berhasil mewujudkan permintaan Dewi Sanggalangit.Hamba lihat lebih dari seratus ekor kuda kembar telah dikumpulkan.Mereka juga telah menyiapkan tontonan yang menarik, yang sangat menakjubkan.”Patih Iderkala melaporkan.

“Wah celaka!Kalau begitu sebentar lagi dia dapat merebut Dewi Sanggalangit sebagai istrinya.” kata Raja Singabarong.“Lalu bagaimana dengan binatang berkepala dua, apa juga sudah mereka siapkan?”

“Hanya binatang itulah yang belum mereka siapkan.Tapi nampaknya sebentar lagi mereka dapat menemukannya.” sambung Patih Iderkala.

Raja Singabarong menjadi gusar sekali.Iabangkit berdiri dari kursinya dan berkata keras.

“Patih Iderkala!Mulai hari ini siapkan prajurit pilihan dengan senjata yang lengkap.Setiap saat mereka harus siap diperintah menyerbu ke Bandarangin.”

Demikianlah, Raja Singabarong bermaksud merebut hasil usaha keras Raja Kelanaswandana.Setelah mengadakan persiapan yang matang, Raja Singabarong memerintahkan prajurit mata-mata untuk menyelidiki perjalanan yangakan ditempuh Raja Kelanaswandana dari Wengker menujuKediri . Rencananya Raja Singabarongakan menyerbu mereka di perjalanan dan merampas hasil usaha Raja Kelanaswandana untuk diserahkan sendiri kepada Dewi Sanggalangit.

Raja Kelanaswandana yang memerintah kerajaan Wengker berwajah tampan dan bertubuh gagah.Iamemerintah dengan adil dan bijaksana. Namun ada wataknya yang tidak baik,ia suka mencumbui anak laki-laki.Ia menganggap anak laki-laki yang berwajah tampan dan bertubuh molek itu seperti gadis-gadis remaja.Hal ini sangat mencemaskan pejabat kerajaan dan para pendeta.Menimbulkan kesedihan bagi para rakyat yang harus kehilangan anak laki-lakinya sebagai pemuas nafsu Raja.

Patih Pujanggeleng dan pendeta istana sudah berusaha menasehati Raja agar meninggalkan kebiasaan buruknya itu namun saran mereka tiada gunanya.Raja tetap saja mengumpulkan puluhan anak laki-laki yang berwajah tampan.
Pada suatu hari Raja Kelanaswandana memanggil semua pejabat kerajaan dan para pendeta.Iaberkata bahwa ia akan menghentikan kebiasaannya jika dapat memperistri Dewi Sanggalangit dariKediri . Sebab semalamia mimpi bertemu dengan gadis cantik jelita itu dalam tidur. Menurut para Dewa gadis itulah yangakan menghentikan kebiasaan buruknya mencumbui anak laki-laki.

Seluruh pejabat dan pendeta menyetujui kehendak Raja yang ingin memperistri Dewi Sanggalangit.Maka ketika mereka mendengar persyaratan yang diajukan Dewi Sanggalagit, mereka tiada gentar, seluruh kawula kerajaan, baik para pejabat, seniman, rakyat biasa rela bekerja keras guna memenuhi permintaan Dewi Sanggalangit.

Karena mendapat dukungan seluruh rakyatnya maka dalam tempo yang tidak begitu lama Raja Kelanaswandana dapat menyiapkan permintaan Dewi Sanggalangit.Hanya binatang berkepala dua yang belum didapatnya.Patih Pujanggeleng yang bekerja mati-matian mencarikan binatang itu akhirnya angkat tangan, menyatakan ketidaksanggupannya kepada Raja.

“Tidak mengapa!” kata Raja Kelanaswandana.”Soal binatang berkepala dua itu aku sendiri yangakan mencarinya.Sekarang tingkatkan kewaspadaan, aku mencium gelagat kurang baik dari kerajaan tetangga.”

“Maksud Baginda?”tanya Patih Pujanggeleng penasaran.
“Coba kau menyamar jadi rakyat biasa, berbaurlah dengan penduduk di pasar dan keramaian lainnya.”

Perintah itu dijalankan, maka Patih Pujanggeleng mengerti maksud Raja.Ternyata ada penyusup dari kerajaan Lodaya.Mereka adalah para prajurit pilihan yang menyamar sebagai pedagang keliling.Patih Pujanggeleng yang juga mengadakan penyamaran serupa akhirnya dapat mengorek keterangan secara halusapa maksud prajurit Lodoya itu datang ke Bandarangin.

Prajurit Lodaya merasa girang setelah mendapatkan keterangan yang diperlukan.Iabermaksud kembali ke Lodoya.Namun sebelum melewati perbatasan, anak buah Patih Pujanggeleng sudah mengepungnya, karena prajurit itu melawan maka terpaksa para prajurit Bandarangin membunuhnya.

Patih Pujanggeleng menghadap Raja Kelanaswandana.

“Apa yang kau dapatkan?”tanya Raja Kelanaswandana.

“Adapenyusup dari kerajaan Lodaya yang ingin mengorek keterangan tentang usaha Baginda memenuhi persyaratan Dewi Sanggalangit.Raja Singabarong hendak merampas usaha Baginda dalam perjalanan menujuKediri.”

“Kurang ajar!“sahut Raja Kelanaswandana. “Jadi Raja Singabarongakan menggunakan cara licik untuk memperoleh Dewi Sanggalangit.Kalau begitu kita hancurkan kerajaan Lodaya.Siapkan bala tentara kita.”

Sementara itu Raja Singabarong yang menunggu laporan dari prajurit mata-mata yang dikirim ke Bandarangin nampak gelisah.Iasegera memerintahkan Patih Iderkala menyusul ke perbatasan.Sementara dia sendiri segera pergi ke tamansari untuk menemui si burung merak, karena pada saat itu kepalanya terasa gatal sekali.

“Hai burung merak!Cepat patukilah kutu-kutu di kepalaku!” teriak Raja Singabarong dengan gemetaran menahan gatal.

Burung merak yang biasa melakukan tugasnya segera hinggap di bahu Raja Singabarong lalu mematuki kutu-kutu di kepala Raja Singabarong.

Patukan-patukan si burung merak terasa nikmat, asyik, bagaikan buaian sehingga Raja Singabarong terlena dan akhirnya tertidur.Iasama sekali tak mengetahui keadaan di luar istana.Karena tak ada prajurit yang berani melapor kepadanya. Memang sudah diperintahkan kepada prajurit bahwa jikaia sedang berada di tamansari siapapun tidak boleh menemui dan mengganggunya, jika perintah itu dilanggar maka pelakunya akan dihukum mati.

Karena tertiduria sama sekali tak mengetahui jika di luar istana pasukan Bandarangin sudah datang menyerbu dan mengalahkan prajurit Lodaya.Bahkan Patih Iderkala yang dikirim ke perbatasan telah binasa lebih dahulu karena berpapasan dengan pasukan Bandarangin.

Ketika peperangan itu sudah merembet ke dalam istana dekat tamansari barulah Raja Singabarong terbangun karena mendengan suara ribut-ribut.Sementara si burung mereka masih terus bertengger mematuki kutu-kutu dikepalanya, jika dilihat sepintas dari depan Raja Singabarong seperti binatang berkepala dua yaitu berkepala harimau dan burung merak.

“Hai mengapa kalian ribut-ribut?” teriak Raja Singabarong.

Tak ada jawaban, kecuali berkelebatnya bayangan seseorang yang tak lain adalah Raja Kelanaswandana.Raja Bandarangin itu tahu-tahu sudah berada di hadapan Raja Singabarong.

Raja Singabarong terkejut sekali.“Hai Raja Kelanaswandana mau apa kau datang kemari?”

“Jangan pura-pura bodoh!” sahut Raja Kelanaswandana.“Bukankah kau hendak merampas usahaku dalam memenuhi persyaratan Dewi Sanggalangit!”

“Hem, jadi kau sudah tahu!” sahut Raja Singabarong dengan penuh rasa malu.

“Ya, maka untuk itu aku datang menghukummu!” berkata demikian Raja Kelanaswandana mengeluarkan kesaktiannya.Diarahkan ke bagian kepala Raja Singabarong.Seketika kepala Singabarong berubah.Burung merak yang bertengger di bahunya tiba-tiba melekat jadi satu dengan kepalanya sehingga Raja Singabarong berkepala dua.

Raja Singabarong marah bukan kepalang,ia mencabut kerisnya dan meloncat menyerang Raja Kelanaswandana.Namun Raja Kelanaswandana segera mengayunkan cambuk saktinya bernama Samandiman.Cambuk itu dapat mengeluarkan hawa panas dan suaranya seperti halilintar.

“Jhedhaaar…!” begitu terkena cambuk Samandiman, tubuh Raja Singabarong terpental, menggelepar-gelepar di atas tanah.Seketika tubuhnya terasa lemah dan anehnya tiba-tiba tubuhnya berubah menjadi binatang aneh, berkepala dua yaitu kepala harimau dan merak.Iatidak dapat berbicara dan akalnya telah hilang.Raja Kelanaswandana segera memerintahkan prajurit Bandarangin untuk menangkap Singabarong dan membawanya ke negeri Bandarangin.

Beberapa hari kemudian Raja Kelanaswandana mengirim utusan yang memberitahukan Raja Kediri bahwaia segera datang membawa persyaratan Dewi Sanggalangit.RajaKedirilangsung memanggil Dewi Sanggalangit.

“Anakku apa kau benar-benar bersedia menjadi istri Raja Kelanaswandana?”

“Ayahanda… apakah Raja Kelanaswandana sanggup memenuhi persyaratan hamba?”

“Tentu saja, dia akan datang dengan semua persyaratan yang kau ajukan.Masalahnya sekarang, tidakkah kau menyesal menjadi istri Raja Kelanaswandana?”
“Jika hal itu sudah jodoh hamba akan menerimanya.Siapa tahu kehadiran hamba disisinya akan merubah kebiasaan buruknya itu.” tutur Dewi Sanggalangit.

Demikianlah, pada hari yang ditentukan datanglah rombongan Raja Kelanaswandana dengan kesenian Reog sebagai pengiring.Raja Kelanaswandana datang dengan iringan seratus empat puluh empat ekor kuda kembar, dengan suara gamelan, gendang dan terompet aneh yang menimbulkan perpaduan suara aneh, merdu mendayu-dayu.Ditambah lagi dengan hadirnya seekor binatang berkepala dua yang menari-nari liar namun indah dan menarik hati.Semua orang yang menonton bersorak kegirangan, tanpa terasa mereka ikut menari-nari dan berjingkrak-jingkrak kegirangan mengikuti suara musik.

Demikianlah, pada akhirnya Dewi Sanggalangit menjadi permaisuri Raja Kelanaswandana dan diboyong ke Bandarangin di Wengker.Wengker adalahnama lain dari Ponorogo sehingga di kemudian hari kesenian Reog itu disebut Reog Ponorogo.

Selasa, 08 Juni 2010

Sejarah Berdirinya Paguyuban Majapahid


Om Swastyastu,
Pendahuluan
Ketika pertama kali mendengar nama Paguyuban Majapahid terdapat beragam tafsir dan reaksi. Ada yang beranggapan ini adalah perkumpulan orang-orang Majapahit atau keturunan keluarga Majapahit, dll. Reaksi yang muncul pun beragam. Ada yang gemetar, ada yang termangu dan ada yang tak bereaksi. Paguyuban ini menggunakan nama “Majapahid” tidak sembarang menamai suatu nama seseorang atau suatu tempat.
Paguyuban Majapahid merupakan singkatan dari Manunggal Jawa Dwipa Hindu Dharma, pengucapan Majapahid sering pendengaran terkecoh oleh laval “D” yang terkesan “T” sehingga terkesan pada kebesaran Hindu dimasa lampau yaitu Kerajaan Majapahit di Jawa Timur.

Proses Terjadinya Ide Pembentukan Paguyuban Majapahid
“Paguyuban Majaphid terbentuk dari rasa Kangen, Keterasingan dan gemes sama orang Bali”
Waktu itu tahun 1995. Sebagai umat Hindu saya berkeinginan untuk ikut sembahyang ke Pura pada hari Saraswati dan piodalan Pura Adhitya Jaya Rawamangun Jakarta Timur. Dengan semangatnya saya masuk pura dengan berpakaian adat jawa, berpuluh pasang mata menatap heran dan rasa curiga. Betapa kagetnya setelah selesai sembahyang beberapa orang pemuda di luar pintu dengan nada ketus menyapa “mas kok masuk sini?, ngapain? Ini kan tempat sembahyang orang Hindu!”. Saya bertanya dalam hati apakah saya tidak boleh sembahyang di pura? Atau karena saya orang Jawa bukan orang Bali? Atau mereka tidak tahu bahwa orang Jawa banyak yang beragama Hindu?
Memang setiap kali saya sembahyang ke pura tidak saya temukan orang yang berpakain ala Jawa jadi saya merasa kesepian dan terasing. Setelah kejadian itu saya berpikir keras bagaimana menemukan teman jawa pada saat persembahyangan di Pura. Saya semakin berani berpakaian Jawa dan mencoba memberanikan diri ngayah kidung jawa. Dengan modal nekat suara yang pas-pasan akhirnya usahaku berhasil. Satu persatu umat Hindu Jawa memperkenalkan diri “mas dari Jawa ya? Saya juga!” sambil memperkenalkan diri ternyata benar namanya mas Joko Purwanto berasal dari Klaten yang waktu itu mas Joko berpakaian ala orang Bali. Dari perkenalan itu kita berkomunikasi, ternyata umat Hindu Jawa banyak yang tinggal di Jakarta hanya saja mereka masih malu untuk menampakkan diri.
Caraku mencari dan mengumpulkan sedulur Jawa membuahkan hasil hingga tahun 1997 sejumlah kaum muda Hindu dari Jawa berinisiatif untuk menghimpun rekan-rekannya sesama etnis Jawa Se-Jabotabek ke dalam suatu organisasi independen namun masih dibawah naungan Parisada Hindu Dharma Indonesia. Berbekal semangat itu bersepakat membentuk panitia pelaksana “Dharma Sabha” dengan tim sembilannya yaitu Toto Susilo, Joko Purwanto, Sugiyanto, Hari Suciono, Gandung Suhadi, Budiana Setiawan, Surono, Setiawan dan Karnadi mengadakan rapat di kantor Parisada Pusat - Slipi Jakarta Barat menentukan nama, tanggal, tempat, pendanaan dan teknis pelaksanaan Dharma Sabha.
Setelah hening sejenak untuk memusatkan pikiran munculah gagasan :
1. Oraganisasi dalam bentuk Paguyuban
2. Paguyuban adalah tempat berkumpulnya umat Hindu etnis Jawa atau umat yang simpatik oleh keluhuran jawa yang adiluhung.
3. Paguyuban sebagai wadah kiparah umat Jawa dari berbagai wilayah maka kata Manunggal harus ada sehingga terbentuk Manunggal Jawa Hindu Dharma.
4. Setelah mendengan masukan dari tim sembilan semua berharap Paguyuban ini memiliki pamor dan kharisma bagaikan kejayaan Hindu masa lampau, sehingga turunlah istilah MAJAPAHID, yang kemudian untuk menyelaraskan ditambah “Dwipa” sehingga disepakati dengan nama Paguyuban Manunggal Jawa Dwipa Hindu Dharma.Paguyuban Majapahid bersifat keguyuban/kekeluargaan dan kegotong royongan umat Hindu perantauan dari Jawa atau keturunan Jawa dan generasi muda pada umumnya.
Berkat dukungan pengurus Parisada Pusat waktu itu Bapak Ida Bagus Putra (alm) masih menjabat Sekretaris Jenderal, Bapak Drs. I Wayan Suarjaya (waktu itu menjabat Sekretaris Jenderal Bimas Hindu dan Budha Depag RI), Pembimas Hindu DKI Jaya Bapak Drs. I Gde Rudia Adiputra, Ketua Parisada DKI, Ketua Suka Duka DKI, Para Ketua Banjar se DKI Jakarta, para sesepuh Hindu Jawa Bapak Adi Soeripto, BA, Bapak Ari Santoso, serta dukungan rekan-rekan umat Hindu Jawa semuanya Dharma Sabha dapat dilaksanakan pada Hari Minggu Kliwon, Tolu, Saka 1919, tanggal 1 Maret 1998 di Wantilan Pura Adhitya Jaya Rawamangun Jakarta Timur.

Dari musyawarah itu menghasilkan Pedoman Tata Kerja, Program Kerja dan Pengurus Paguyuban Majapahid Jakarta yang pertama.

VISI
Panca Sradha adalah keyakinan, yadnya sebagai praktek, Dharma dan Tat Twam Asi adalah rasa cinta kasih dalam suasana harmonis.

MISI
Pustaka Suci, Sastra, Seni dan Budaya sebagai alat tuntunan mendasar dan keinginan penuh tanggung jawab untuk membina umat serta mewujudkan Guyub Rukun, Gotong Royong, Toto titi tentrem Kerta Raharja.

Sedangkan Program Kerja meliputi :
1. Dharma Tula : seminar dan diskusi
2. Dharma Artha : sumbangan sosial/pembangunan pura di Jawa
3. Dharma Widya : pendidikan anggota dan anak asuh
4. Dharma Gita : pembelajaran dan penampilan kidung jawa
5. Dharma Wacana : pembelajaran menjadi pembicara
6. Dharma Duta : sumber informasi keumatan
7. Dharma Yadnya : melaksanakan upakara dan upacara tradisi Jawa
8. Dharma Santi : Sima krama ritual Nyepi
9. Tirtha Yatra : kunjungan ke tempat suci
10. Budaya Jawa : tradisi seni tari dan pakaian Jawa

Disamping itu anggota Majapahid berusaha mempertebal percaya diri dengan membiasakan diri “berani tampil beda” dengan berpakaian adat Jawa, membuat sesaji ala Jawa, dan berani menampilkan kidung Jawa serta Tari Jawa pada saat persembahyang piodalan di Pura.

Kesempatan pertama kepengurusan periode tahun 1998-2001 dipercayakan kepada : Toto Susilo sebagai Ketua, Budiana Setiawan sebagai Wakil Ketua I Bid. Dharma Wisesa, Setiawan sebagai Wakil Ketua II Bid. Dharma Artha dan Yadnya, Karnadi sebagai Wakil Ketua III Bid. Dharma Budhaya, Lilik Yuliani sebagai Ketua IV Bid. Dharma Widya, sedangkan Sugiyanto sebagai Sekretris, Hari Suciono sebagai Wakil Sekretaris I, Haryanti sebagai Wakil Sekretris II, Endang Sri Lestari sebagai Bendahara, Jatmo Jati Pitutur sebagai Wakil Bendahara I dan Sri Sulasmi sebagai Wakil Bendahara II. Untuk menjalankan tugasnya pengurus dibantu seksi-seksi.

PROGRAM KERJA
Menghimpun keanggotaan :Meskipun organisasi ini dimaksudkan untuk menghimpun kaum muda Hindu yang berasal dari Jawa dalam perjalanan waktunya keanggotaan Paguyban Majapahid sebanyak kurang lebih 200 orang dari etnis Jawa dan sebagian kecil dari kaum muda Hindu yang berasal dari Bali, India dan Cina yang menaruh simpati pada perkembangan umat Hindu Jawa.

Seni Budaya : Pada kepengurusan pertama ini menggunakan seni budaya sebagai alat promosi kepada umat lainnya hingga pernah melakukan siaran TVRI untuk perayaan Nyepi.

Dharma Artha : Paguyuban Majapahid semakin dewasa berkat bantuan dan perjuangan yang gigih mas Yanto Jaya, SH pada tanggal 4 Maret 2001 telah berdiri Yayasan Manunggal Jawa Dwipa Hindu Dharma atau disebut Yayasan Majapahid.
Walau dalam kepengurusan ini yayasan belum bekerja maksimal namun ini merupakan awal dari kemajuan Paguyuban Majapahid.

Program Kerja secara keseluruhan dapat dilaksanakan dengan baik namun karena keterbatasan dana maka intensifitasnya terbatas.

DENGAN SUSUNAN KEPENGURUSAN PERIODE 2010-2012, SEBAGAI BERIKUT:

PELINDUNG:
1. PHDI DKI Jakarta
2. Pembimas Hindu DKI Jakarta

PENASEHAT:
1. Romo Broto Pujo Sejati
2. Dwijo
3. Sdi Suripto
4. Ari Santosa
5. Gatot Haryanto
6. Suroso
7. Tri handoko Seto
8. Yanto Jaya
9. Toto Susilo
10. Mursito
11. Budi Waluyo

KETUA:
Eko Priyanto S Ag

WAKIL KETUA I
1. Pardiyo
anggota:
1. Eko Prasetyo S Ag
2. Nanang Suhadi

WAKIL KETUA II
1. THUKUL
Anggota:
- Mulyadi S Ag
- Yektimean
- Daryono
- Kadi Suwarno

WAKIL KETUA III
Mujiyanto

anggota:
1. Sumadi
2. Surono


WAKIL KETUA IV
Agus Parmanta

anggota:
1. Triyana

SEKRETARIS
1. Paryono

WAKIL SEKTRETARIS:
1. Lesmi
2. Deni

BENDAHARA
Supartini S Ag

Wakil Bendahara:
1. Paini
2. Efi Dianti

Jumat, 04 Juni 2010

ILMU JAMBU

Ada sebuah cerita disebuah asrama, pada suatu saat datang seorang sisya ke seorang guru. Dengan rendah hati sang sisya memohon agar sang guru mengajarkan akan teori karma kepadanya. Oleh sang guru sisya tersebut diminta untuk menanam sebutir biji jambu klutuk di halaman asram, kemudian ia diminta kembali setelah lima tahun.
Lima tahun berlalu dan sang sisya kembali kegurunya. Oleh gurunya sang sisya dipersilahkan melihat biji jambu yang pernah ditanamnya lima tahun yang lalu, kemudian melaporkan kepada sang guru apa saja yang telah terjadi selama ini dengan tanaman tersebut. Sejenak kemudian sang sisya kembali dan melaporkan bahw telah tumbuh sebatang pohon jambu yang amat sehat, kokoh dan berbuah amat lebat.
Sang guru: “apa saja yang telah dikau pahami mengenai pohon jambu tersebut?”
Sisya: “ Pohon tersebut telah tumbuh subur dan penuh dengan buah jambu yang ranum.”
Sang guru: “ baiklah kalau begitu, harap kembali lagi setelah lima tahun.”
Sisya ini kebingungan, namun tidak berdaya menolak sang guru, ia pun pergi ke desanya dankembali lima tahun kemudian. Dengan welas asih sang guru berkata:”coba kembali amati pohon jambu yang telah dikau tanam yang telah dikau tanam. Amatilah fenomena pohon ini secara cermat , apa saja yang telah terjadi dengan pohon ini dan apa dampak pohon tersebut ke lingkungan kita. Tidak perlu cepat-cepat, habiskan beberapa hari kalau perlu untuk mengamati pohon ini”
Sekali ini sang sisya secara berhati-hati mengamati pohon tersebut selama beberapa hari, kemudian penuh dengan kebijaksanaan ia kembali ke sang guru.
Sang guru: “apa saja yang telah dikau amati dan pelajari selama ini?”
Sisya: “ aku telah menemukan sebuah fenomena yang amat menakjubkan. Sepuluh tahun yang lalu aku menanam sebutir jambu, yang ternyata telah dipelihara dengan baik dan dipupuk para bhakta di asram ini. Ternyata pohon tersebut telah tumbuh kekar dan berbuah amat banyak. Pohon ini sendiri dikunjungi oleh pencuri dan juga para bhakta yang menikmati dan menghaturkan buah jambu sebagai sesaji di asram guru. Lebih dari itu tidak terbilang banyaknya para pengunjung pohon ini seperti burung, semut, kupu-kupu dan sebagainya.
Lebih dari itu seluruh desa disekitar ini ternyata juga telah menanam buah jambu ini dan pohon-pohon yang ranum telah tersebar dimana-mana. Yang kutanam hanya sebutir biji jambu, namun yang kulihat saat ini tidak terhitung kesinambungannya, dan entah sampai kapan lagi semua fenomena ini akan berkelanjutan, seperti tidak aka nada habis-habisnya.”
Sang guru: “kalau begitu pahamkah dikau sekarang akan hukum karma. Bahwasanya apa yang kau tanam akan kau petik! Namun yang kau petik tidak ada habis-habisnya, padahal semua itu berasal dari sebutir biji jambu.
Kemudian sang guru menambahkan bahwa semua itu masih sebagian kecil dari fenomena hukum karma , karena hukum karma yang hakiki sulit dijangkau bahkan oleh para dewata dan para resi agung sekalipun.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Powerade Coupons