Om Svastyastu
Oleh Bp. I Nengah Aryata
Pindah agama kadang juga disebabkan kurang peduli orang tua terhadap anak gadisnya. Prinsip predana ikut purusa disalah artikan. Jika anak perempuan harus ikut suami walau suami beragama bukan Hindu. Padahal yang dimaksud adat bahwa istri ikut suami adalah bukan agamanya melainkan mengikuti adat yang masih berdasarkan Dharma. Gadis klungkung diambil pria Buleleng maka si gadis harus ikut tata cara yang ada di buleleng.
Hukuman bagi yang meninggalkan Hindu (dharma) antara lain :
1. Setelah Ajal Tiba Atamannya Tidak akan pernah mencapai alam kebahagiaan, kesempurnaan, dan tujuan tertinggi yaitu moksa.
Kata-kata ini tersurat dalam Bhagavadgita XVI.23 :
"Ia yang meninggalkan ajaran-ajaran kitab Suci Veda, ada dibawah pengaruh kama (napsu) tidak akan mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan tertinggi".
"Ia yang meninggalkan ajaran-ajaran kitab Suci Veda, ada dibawah pengaruh kama (napsu) tidak akan mencapai kesempurnaan, kebahagiaan dan tujuan tertinggi".
Mantram ini memberikan tuntunan agar kita jangan meninggalkan kitab suci veda hanya karena menuruti nafsu (kama) maka ybs tidak akan selamat.
Bisa jadi orang yang meninggalkan Hindu di dunia ini dia bahagia, tetapi dapat dipastikan kelak Atmannya akan terseret ke lembah Neraka Dalam Bhagavadgita XVI.19 disebutkan juga :
" Mereka yang kejam membenci Aku, adalah manusia yang paling Hina, yang Aku campakkan tak henti-hentinya penjahat itu ke dalam kandungan raksasa".
" Mereka yang kejam membenci Aku, adalah manusia yang paling Hina, yang Aku campakkan tak henti-hentinya penjahat itu ke dalam kandungan raksasa".
Kalau kita renungkan mantram ini menekankan orang yang pindah agama atau keluar dari agama Hindu sama artinya membenci Brahman, sehingga kelak atmannya patut dicampakkan lembah neraka. Itu akibat perbuatannya sendiri seperti tersirat dalam Atharwa veda II.12.6:
" Perbuatan jahat orang yang berdosa membuat kehidupannya tersiksa"
" Perbuatan jahat orang yang berdosa membuat kehidupannya tersiksa"
2. Setelah Ajal Tiba Atmannya akan tenggelam ke lembah Neraka.
Dalam Manawa Dharma sastra VI.35 :
" Kalau ia telah membayar 3 macam hutangnya (Kepada Brahman, leluhur dan orang tua) hendaknya ia menunjukkan pikiran untuk mencapai kebebasan terakhir. Ia yang mengejar kebebasan terakhir ini tanpa menyelesaikan tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah.
" Kalau ia telah membayar 3 macam hutangnya (Kepada Brahman, leluhur dan orang tua) hendaknya ia menunjukkan pikiran untuk mencapai kebebasan terakhir. Ia yang mengejar kebebasan terakhir ini tanpa menyelesaikan tiga macam hutangnya akan tenggelam ke bawah.
Karena dia sudah meninggalkan agama Hindu berarti dia tidak bisa lagi membayar 3 macam hutangnya (tri Rna) , karena mereka tdk mengakui adanya Tri Rna ini. Sering kita melihat orang yang pindah agama saat orang tuanya meninggal dia memakai pakaian adat, dia melakukan sembahyang Hindu saat orang tuanya di aben, padahal dia sudah bukan hindu.
Keluarga mereka menerima seolah-olah tidak ada beban, demikian pula masyarakat tidak perduli melihat hal tersebut. Kalau dikeluarganya mengerti Hindu tentunya yang pindah agama tersebut tidak akan diperbolehkan menyembah orang tuanya, karena akan menghambat jalannya Atmanorang tua menuju alam Leluhur dan alam para Dewa.
3. Setelah Ajal Tiba Atmanya tidak akan ketemu jalan menuju Swargaloka.
Dalam Bhagavad gita III.35:
" Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tiada sempurna daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan baik, lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain".
" Lebih baik mengerjakan kewajiban sendiri walaupun tiada sempurna daripada dharmanya orang lain yang dilakukan dengan baik, lebih baik mati dalam tugas sendiri daripada dalam tugas orang lain".
Kita sebenarnya telah beragama hindu sejak Atman, Roh dan Jiwa diceptakan Brahman, bukan saat kita dilahirkan, karena kita percaya dengan reinkarnasi / samsara punarbhawa. Berarti sejak Brahman menciptakan kita selama itu pulalah kita telah beragama Hindu. Bisa jadi kita atman telah berusia ribuan tahun, berarti karma wasana sudah melekat juga sejak ribuan tahun.
Kalau seseorang beragama Hindu sejak Atman diciptakan Brahman, lalu pindah ke agama lain, maka karma wasana di agama lain tidak ada artinya, karena dikumpulkan dalam waktu singkat kendati pun dilakukan dengan disiplin dan ketat, sehingga atman akan gentayangan karena tidak tahu tempatnya. Buktinya datang lagi dalam bentuk mimpi minta diaben atau di Hindu kan kembali melalu upacara ngaben.
Om śanti śanti śanti Om
Sumber: www.ilushi.blogspot.com
1 komentar:
Ida Shang Hyang Widhi Wasa, Tuhan ku, ijinkanlah aku untuk selalu berada di jalan-Mu 0:)
Posting Komentar