Sapi adalah hewan yang sangat disakralkan oleh umat Hindu. Menurut ajaran agama Hindu, Sapi merupakan lambang dari ibu pertiwi yang memberikan kesejahteraan kepada semua makhluk hidup di bumi ini.
Ada perbedaan istilah antara "menghormati" dan "memuja". Ajaran agama Hindu memang memperlakukan sapi secara istimewa untuk menghormati sapi, tetapi bukan untuk memujanya.Hindu hanya memuja satu Tuhan,"eko narayanan na dwityo sti kascit" tapi menghormati seluruh ciptaanTuhan, terutama yang disebut "ibu". Dalam tradisi Hindu dikenal beberapa entitas yang dapat disebut sebagai ibu yang harus kita hormati, yaitu;
Ibu yang melahirkan kita, yaitu ibu kandung kita sendiri.
Ibu yang menyusui kita walaupun tidak mengandung kita
Ibu yang memelihara dan mengasuh kita walaupun tidak melahirkan dan menyusui kita.
Sapi yang telah memberikan sumber panca gavya dalam pengobatan Ayur Vedic .
Ibu pertiwi, yaitu bumi dan alam ini yang telah memberikan penghidupan pada kita dan harus kita jaga kelestariannya.
Sapi memang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Seperti di India, terdapat system pengobatan yang dinamakan AyurVeda. Salah satu teknik pengobatannya disebut dengan "Panca Gavya" yaitu lima bahan yang menyucikan, yang dihasilkan oleh Sapi, yaitu : susu, yoghurt,ghee, kencing (urine) sapi dan kotoran sapi.
Dari hasilpenelitian para ilmuwan, diketahui bahwa air kencing sapi (urine) dan kotoran sapi mengandung zat anti septik yang bisa digunakan untuk mengobatiberbagai jenis penyakit. Bahkan di dalam yajna dan memandikan pratima di berbagai kuil, bahan bahan ini sangat diperlukan. Tanpa panca gavya,seseorang tidak bisa menginstalasi pratima di dalam kuil. Sapi juga membantu para petani di dalam berbagai hal, selain untuk membajak sawah,kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk yang memperbaiki lingkungan.
Jadi sesuai ajaran Hindu, apakah seorang manusia akan tega membunuh sapi dan memakan dagingnya ?,sedangkan sapi telah memberikan banyak sekali manfaat dalam kehidupan.Oleh sebab itu, sebagian besar umat Hindu di dunia berpantang untukmengkonsumsi daging sapi. Dan tidaklah mengherankan apabila banyak sekali ditemukan arca-arca sapi di situs purbakala maupuntempat-tempat suci, sebagai bentuk penghormatan kepada hewan ini.
Bahkan Sri Krsna sendiri lebih memementingkan sapi dari semua makhluk hidup lainnya termasuk para brahmana. Seperti diuraikan di dalam sastra :
"namo brahmaëya-deväyago-brähmaëa-hitäya ca jagad-dhitäya kåñëäya govindäya namo namaù".
Sri Krsna yang muncul ke dunia material ini, secara langsung telah memberikan contoh untuk menghormati sapi.
Di vrndavan, tradisi menghormati sapitetap berlangsung sampai sekarang. Di beberapa tempat di daerah pedalaman diVraja bumi, ketika mereka memasak roti (capati), sapi adalah prioritas pertama dalam pembagian roti.
Mereka mengangap bahwa Sri Krsna hanya akanmenerima persembahan kalau mereka memuaskan sapi-sapi dan parabrahmana. Roti kedua, akan berikan kepada orang suci yang kebetulan lewat didaerah desa tersebut. Setelah itu barulah roti ketiga dipersembahkan kepada Sri Krsna.
Untuk melihat lebih dekat bagaimana cara umat Hindu menghargai Sapi, dapat dilihat pada salah satu daerah d iIndonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, yaitu Pulau Bali. Pada anak-anak di Bali selalu diajarkan secara turun temurun bahwa apabila ada seseorang yang makan daging sapi, orang tersebut dilarang untuk datang dan masuk ke dalam Pura, dan dinyatakan telah melakukan perbuatan dosa.
Namun sayangnya, ajaran ini di salah artikan oleh masyarakat umum. Dengan larangan ini, sebagian masyarakat menganggap daging sapi dianggap sebagai makanan yang diharamkan oleh umat Hindu, dengan sendirinya sapi adalah binatang yang diharamkan juga. Padahal tidaklah demikian, sesuai dengan ajaran dari kitab suci Veda, sapi adalah binatang yang suci. Oleh sebab itu, setelah makan daging sapi, wajib hukumnya untuk menyucikan diri, proses ini disebut dengan prayascita. Cara pen-suci-annya tidak hanya sekedar mandi sebelum memasuki tempat suci,melainkan juga harus merenungkan kembali perbuatan dosa tersebut dan berusaha untuk tidak mengulanginya kembali.
Kita hendaknya tidak melakukan prayascita seperti gajah mandi. Sri Pariksit maharaj di dalam Srimad Bhagavata mmenguraikan sebagai berikut.
kvacinnivartate 'bhadrät
kvaciccarati tat punaù
präyaçcittamatho 'pärthaà
manyekuïjara-çaucavat
Artinya:
Kadang kadang, orang sadar akan kegiatan berdosa namun melakukan kegitan berdosa lagi. Dengan demikian saya mengangap proses melakukan kegiatan berdosa yang berulang ulang dan penyucian berulang ulang sebagai hal yang tidak berguna. Ini sama halnya dengan gajah mandi ( kunjara-sauca-vat), karena gajah membersihkan dirinya dengan mandinamun begitu selesai mandi dan kembali ke daratan, sang gajah akanmenghamburkan lumpur pada kepala dan badannya. ( Srimad Bhagavatam, 6.1.10).
Diuraikan juga bahwa orang yang membunuh sapi, atau makan daging sapi, akan menderita di neraka selama ratusan tahun untuk membayar satu dari bulu sapi yang mereka makan. Jikalau seseorang makan daging sapi yang memiliki seratus ribu bulu, maka orang tersebut mesti menderita di neraka selama 100.000 dikali 100tahun.
Akan tetapi sesungguhnya umat hindu menghindari penyembelihan sapi dan makan daging sapi tidak hanyasekedar takut untuk masuk neraka, melainkan karena rasa kasih sayang kepada sapi yang telah berkenan memberikan berbagai jenis manfaat seperti yang telah diuraikan di atas.
CATATAN: JIKA ANDA DAN ANAK ANDA MASIH MINUM SUSU SAPI DAN MEMANFAATKAN SAPI, MAKA JANGANLAH ENGKAU BUNUH MEREKA!
Ada perbedaan istilah antara "menghormati" dan "memuja". Ajaran agama Hindu memang memperlakukan sapi secara istimewa untuk menghormati sapi, tetapi bukan untuk memujanya.Hindu hanya memuja satu Tuhan,"eko narayanan na dwityo sti kascit" tapi menghormati seluruh ciptaanTuhan, terutama yang disebut "ibu". Dalam tradisi Hindu dikenal beberapa entitas yang dapat disebut sebagai ibu yang harus kita hormati, yaitu;
Ibu yang melahirkan kita, yaitu ibu kandung kita sendiri.
Ibu yang menyusui kita walaupun tidak mengandung kita
Ibu yang memelihara dan mengasuh kita walaupun tidak melahirkan dan menyusui kita.
Sapi yang telah memberikan sumber panca gavya dalam pengobatan Ayur Vedic .
Ibu pertiwi, yaitu bumi dan alam ini yang telah memberikan penghidupan pada kita dan harus kita jaga kelestariannya.
Sapi memang memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Seperti di India, terdapat system pengobatan yang dinamakan AyurVeda. Salah satu teknik pengobatannya disebut dengan "Panca Gavya" yaitu lima bahan yang menyucikan, yang dihasilkan oleh Sapi, yaitu : susu, yoghurt,ghee, kencing (urine) sapi dan kotoran sapi.
Dari hasilpenelitian para ilmuwan, diketahui bahwa air kencing sapi (urine) dan kotoran sapi mengandung zat anti septik yang bisa digunakan untuk mengobatiberbagai jenis penyakit. Bahkan di dalam yajna dan memandikan pratima di berbagai kuil, bahan bahan ini sangat diperlukan. Tanpa panca gavya,seseorang tidak bisa menginstalasi pratima di dalam kuil. Sapi juga membantu para petani di dalam berbagai hal, selain untuk membajak sawah,kotorannya dapat digunakan sebagai pupuk yang memperbaiki lingkungan.
Jadi sesuai ajaran Hindu, apakah seorang manusia akan tega membunuh sapi dan memakan dagingnya ?,sedangkan sapi telah memberikan banyak sekali manfaat dalam kehidupan.Oleh sebab itu, sebagian besar umat Hindu di dunia berpantang untukmengkonsumsi daging sapi. Dan tidaklah mengherankan apabila banyak sekali ditemukan arca-arca sapi di situs purbakala maupuntempat-tempat suci, sebagai bentuk penghormatan kepada hewan ini.
Bahkan Sri Krsna sendiri lebih memementingkan sapi dari semua makhluk hidup lainnya termasuk para brahmana. Seperti diuraikan di dalam sastra :
"namo brahmaëya-deväyago-brähmaëa-hitäya ca jagad-dhitäya kåñëäya govindäya namo namaù".
Sri Krsna yang muncul ke dunia material ini, secara langsung telah memberikan contoh untuk menghormati sapi.
Di vrndavan, tradisi menghormati sapitetap berlangsung sampai sekarang. Di beberapa tempat di daerah pedalaman diVraja bumi, ketika mereka memasak roti (capati), sapi adalah prioritas pertama dalam pembagian roti.
Mereka mengangap bahwa Sri Krsna hanya akanmenerima persembahan kalau mereka memuaskan sapi-sapi dan parabrahmana. Roti kedua, akan berikan kepada orang suci yang kebetulan lewat didaerah desa tersebut. Setelah itu barulah roti ketiga dipersembahkan kepada Sri Krsna.
Untuk melihat lebih dekat bagaimana cara umat Hindu menghargai Sapi, dapat dilihat pada salah satu daerah d iIndonesia yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, yaitu Pulau Bali. Pada anak-anak di Bali selalu diajarkan secara turun temurun bahwa apabila ada seseorang yang makan daging sapi, orang tersebut dilarang untuk datang dan masuk ke dalam Pura, dan dinyatakan telah melakukan perbuatan dosa.
Namun sayangnya, ajaran ini di salah artikan oleh masyarakat umum. Dengan larangan ini, sebagian masyarakat menganggap daging sapi dianggap sebagai makanan yang diharamkan oleh umat Hindu, dengan sendirinya sapi adalah binatang yang diharamkan juga. Padahal tidaklah demikian, sesuai dengan ajaran dari kitab suci Veda, sapi adalah binatang yang suci. Oleh sebab itu, setelah makan daging sapi, wajib hukumnya untuk menyucikan diri, proses ini disebut dengan prayascita. Cara pen-suci-annya tidak hanya sekedar mandi sebelum memasuki tempat suci,melainkan juga harus merenungkan kembali perbuatan dosa tersebut dan berusaha untuk tidak mengulanginya kembali.
Kita hendaknya tidak melakukan prayascita seperti gajah mandi. Sri Pariksit maharaj di dalam Srimad Bhagavata mmenguraikan sebagai berikut.
kvacinnivartate 'bhadrät
kvaciccarati tat punaù
präyaçcittamatho 'pärthaà
manyekuïjara-çaucavat
Artinya:
Kadang kadang, orang sadar akan kegiatan berdosa namun melakukan kegitan berdosa lagi. Dengan demikian saya mengangap proses melakukan kegiatan berdosa yang berulang ulang dan penyucian berulang ulang sebagai hal yang tidak berguna. Ini sama halnya dengan gajah mandi ( kunjara-sauca-vat), karena gajah membersihkan dirinya dengan mandinamun begitu selesai mandi dan kembali ke daratan, sang gajah akanmenghamburkan lumpur pada kepala dan badannya. ( Srimad Bhagavatam, 6.1.10).
Diuraikan juga bahwa orang yang membunuh sapi, atau makan daging sapi, akan menderita di neraka selama ratusan tahun untuk membayar satu dari bulu sapi yang mereka makan. Jikalau seseorang makan daging sapi yang memiliki seratus ribu bulu, maka orang tersebut mesti menderita di neraka selama 100.000 dikali 100tahun.
Akan tetapi sesungguhnya umat hindu menghindari penyembelihan sapi dan makan daging sapi tidak hanyasekedar takut untuk masuk neraka, melainkan karena rasa kasih sayang kepada sapi yang telah berkenan memberikan berbagai jenis manfaat seperti yang telah diuraikan di atas.
CATATAN: JIKA ANDA DAN ANAK ANDA MASIH MINUM SUSU SAPI DAN MEMANFAATKAN SAPI, MAKA JANGANLAH ENGKAU BUNUH MEREKA!
13 komentar:
om, swastiastu.....sebenarnya saya ingin bertanya di bali ada suatu komunitas spiritual yg terlihat bersembahyang seperti penganut hindu tetapi pemimpin komunitas itu memperbolehkan anggota atau pemedek istilahnya disana untuk makan daging sapi dan yg paling buat saya geleng2 adalah memperbolehkan wanita haid/menstruasi untuk masuk dan bersembahyang di dalam pura......kira-kira apa ada dasar menurut ajaran hindu sebagai pembenarannya...?
Om swastiastu..
Artikel Yang sangat Bagus Pak...tapi masih saja ada umat Hindu yang belum menyadari akan hal ini..
Terimakasih
Om Santi SAnti Santi, Om
Terima Kasih semuanya. Semoga dengan usaha kita melalui pembinaan dan artikel ini umat Hindu mengetahui dan meningkat sraddha dan bhaktinya.
Selamat malam :)
Saya belajar banyak dari artikel ini, meskipun saya non-hindu tapi mengetahui dan mempelajari adat istiadatnya itu sangat menyenangkan :D
terinspirasi dari salah satu acara pencarian bakat memasak di sebuah stasion TV yg salah satu kontestannya adalah dari Bali dan beragama hindu, dia sangat kaget karena melihat tantangannya harus mengolah makanan dari daging sapi..
terimakasih ilmunya sangat bermanfaat :)
saya pahami sebagian kecil tapi maknanya lebih besar. dari sisi lain saya menyimpulkan bahwa kita sebagai manusia harus menghargai sesama makhluk hidup kepada semua hewan dan binatang di bumi ini.di antaranya mungkin hanya sapi,lah yg lebih dan pantas di sucikan.mengingat sapi memberikan lebih banyak manfaat di kehidupan manusia hingga kotorannyapun menjadi pupuk kehidupan berbagai tanaman. .
kalau sapi tidak boleh disembelih maka berkuranglah kemanfaatannya yaitu menyediakan daging sebagai sumber makanan.
sapi itu makannya yg bersih 2 , rumput pilihan ...,
klo babi makannya yg kotor2 , kotoranya pun dimakan oleh babi itu sendiri...,
mengapa hanya sapi yang di istimewah kan?
kenapa ga semua binatang?
kalo org hindu tdk mau makan daging sapi, mengapa org hindu mau memakan daging anjing&babi
Karena agama hindu itu "menghormati" sapi. Sapi itu bagaikan ibu di hindu. Contoh kecil. Bila seseorang ibu tidak sempat menyusui anaknya maka susu sapi diberikan sebagai penggantinya. Secara tidak langsung sapi dapat membantu peran ibu tersebut. Maka dari itu hindu "menghormati" sapi. Pernahkah anda melihat seorang anak diberikan susu anjing atau babi? Ini hanya satu dari banyak kebaikan yang dilakukan seekor sapi. Saya tidak pintar menjelaskan saya harap tulisan saya tidak menyinggung siapa pun.
daging sapi enak bos..
Dilaut samudra yg luas hidup ikan nun yg amat besar saking besar ny ia mampu menopang sapi raksasa di belakang ny,dan perlu anda tau bumi ini ada di ujung tanduk sapi raksasa itu.
jadi dpt kita byangkn betpa besar dan gagah nya ikan nun itu, dan btpa mulia nya sang sapi yg setia hingga kini menopang bumi dngan tanduk ny.
Nah mengerti kn knp sapi bgtu mulia nya bagi agama hindu.
jika bumi hamparan yg luas , otomatis gkda manusia yg dpt meliat sapi itu ,sedang untuk meliat benua baru diluar dinding es antariksa jha gk mampu d buktikn....
Mohon maaf angap ini dongeng ini cumn viksi jngn d ambil hti,saya tau dr mulut ke mulut ,cumn dongeng ,gmna menurut bro sekalian pernah dengar ini gk????
Bnyak pertanyaan dibnak mu????
Itu baru laut yg luas yg ada ikan nun dan sapi raksasa, gimana ya pulau nya ada apa ya disana ????
BERSAMBUNG,,,,,,,,!!!!!!!!
saya setuju dengan ulasan wirya funte
Posting Komentar