Sebagian
dari umat Hindu sudah barang tentu mengerti dan memahami ajaran-ajaran agama
yang dianutnya. Dewasa ini buku-buku agama juga sudah banyak dicetak untuk
menambah wawasan umat Hindu pada khususnya. Yang menjadi pertanyaan sekarang
sejauhmana kita dapat mengaplikasikan dalam kehidupan sehar-hari. Otak kita
dijejali dengan filsafat yang tinggi tetapi tidak jarang umat banyak yang
keblinger. Orang cendikiawan (filosof) hebat banyak yang menganggap Tuhan itu
kecil, dan banyak pula yang tidak mau ke pura karena ilmunya yang tinggi. Pada
kesempatan ini kita akan membahas bagaimana seharusnya kita mejadi agama Hindu,
apakah kita harus seperti itu? Apakah kita tidak perlu bergaul?.
Dalam Filsafat Jawa ada tiga hal yang mendasar yang
menjadi dasar bagaimana kita harus bersikap. Yaitu Pinter (pandai), bener
(benar), dan kober (sempat)Ketiganya saling berhubungan tidak bisa lepas dengan
yang lainnya, semua ada keterkaitan. Yang pertama adalah Pinter. Pinter artinya
umat Hindu harus pandai akan ilmu-ilmu dan ajaran agama. Kita harus memilikki
wawasan global untuk menjawab tantang zaman ini. Orang bijak berkata dengan ilmu
hidup kita akan mudah, dengan agama Hidup akan terarah, dan dengan seni hidup akan
indah. Artinya untuk mengetahuiu ilmu, agama, dan seni kita harus belajar. Jika
umat Hindu mau belajar paling tidak membaca sloka-sloka atau ajaran yang lain
maka kita akan menjadi pandai. Kita akan bisa memilikki wiweka yaitu kemampuan
membedakan mana yang baik dan mana yang buruk, sehingga kita tidak mudah diadu
domba. Ini penting sekali karena dewasa
ini banyak sekaliu isu-isu negative yang sengajas dilempoarkan oleh pihak yang
tidak bertanggung jawab. Jika umat kita tidak cerdas secara spiritual dan
intelektual maka kita akan mudah terpropokasi. Kita harus bisa melaksanakan
yang baik dan meninggalkan yang buruk.
Yang
kedua adalah bener. Bener Artinya Umat Hindu harus berpikir, berbuat, dan
berkata yang benar. Ketiganya adalah senjata saktinya umat Hindu. Jika kita
sudah berpikir, berkata, dan berbuat yang benar maka orang akan suka kepada
kita. Kita tidak akan mempnyai musuh di luar diri kita. Jadi pinter saja tidak
cukup jika kita tidak berpijak pada kebenaran, maka kita akan hancur. Kita
harus selalku berpijak pada kebenaran. Putra Bagawan Agastya bertanya pada
Bagawan perihal hal-hal yang membuat orang menjadi dihormati dan jatuh. Ketiga
hal itu adalah Ulah (perbuatan), Sabda (wicara), dan manah (pikiran). Artinya
jika kita ingin hidup bahagia maka berpikir, berkata dan berbuatlah yang benar.
Jika tidak ketiga hal itu akan membuat hidup kita tidak bahagia.
Yang
terakhir adalah kober. Kober artinya mau
meluangkan waktu. Jadi pinter dan benar saja tidak cukup jika kita tidak mau
meluangkan waktu utnuk bergaul dengan masyarakat. Orang yang selalu berbuat
baiksekalipun, orang yang pandai sekalipun tidak akan diakui, dihormati di
masyarakat jika kita tidak mau bergaul di tengah masyarakat. Setinggi-tingginya
ilmu yang kita milikki maka kita harus mau mengaplikasikannya di tengah
masyarakat. Orang yang cantik akan dikatan cantik jika ada pembandingnya yaitu
orang buruk rupa, orang kaya dikatan kaya jika ada yang miskin. Jadi manusia
itu dikodratkan sebagai makhluk social, jadi kalau kita melawan kodrat sebagai
makhluk sosial maka kita akan dikucilkan oleh masyarakat itu sendiri, siapapun
orangnya. Untuk itu dalam Hindu diajarkan Konsep Tri Hita Karana (Tuhan,
manusia dan alam semesta) yang mengajarkan kita untuk menjalin kaharmonisan ke
bawah, ke samping dan ke atas. Ketiganya tidak bias kita pisahkan jika kita
menginginkan hidup yang bahagia.
Demikianlah pentingnya kita mengetahui bagaimana
menjadi Hindu. Umat Hindu harus pintar agar tidak mudah diadu domba, umat Hindu
Hindu harus berpijak pada kebenaran, dan umat Hindu harus mau meluangkan waktu
bergaul di tengah masyarakat. Ke tiga-tiganya adalah satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan.
Mudah-mudahan
bermanfaat bagi kita semua, semoga Tuhan selalu menyertai kita semua. Terima kasih atas perhatian dan kebersamaan
anda
“
Om Shantih Shantih Shantih Om ”